IHSG Berpotensi Menguat Selama Sepekan

Rilis data ekonomi dari luar negeri dan Indonesia akan mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan selama sepekan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Agu 2014, 06:20 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2014, 06:20 WIB
Ilustrasi IHSG
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali menguat usai momen Lebaran dan pemilihan Presiden (Pilpres). Penguatan indeks saham dapat terjadi bila didukung oleh data ekonomi yang positif baik internal dan eksternal selama sepekan.

Pengamat pasar modal Reza Priyambada mengatakan, IHSG sempat masuk dalam target support 4.990-5.058 seiring adanya aksi jual sebelum libur Lebaran. Selain itu, IHSG mampu melewati target resisten 5.112-5.150.

Akan tetapi, IHSG dapat berpeluang kembali menguat dengan didukung rilis data makro ekonomi Indonesia yang positif pada awal pekan ini. "Penguatan indeks saham itu juga dapat terjadi bila kondisi makro ekonomi global yang kurang baik tetap harus diwaspadai karena berpotensi mengurangi peluang kenaikan itu," kata Reza, Senin (4/8/2014).

Reza memproyeksikan, IHSG akan berada di rentang support 5.000-5.057 dan level resistance 5.135-5.168 selama sepekan.

Adapun ada sejumlah data ekonomi yang akan menjadi perhatian pelaku pasar antara ekspor impor Indonesia, inflasi, neraca perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lalu rilis data ekonomi yang akan keluar di China yaitu HSBC China Services PMI dan non manufacturing PMI. Sedangkan dari Korea Selatan ada rilis data ekonomi tingkat pengganguran. Di Amerika Serikat, ada data ekonomi yang keluar yaitu neraca perdagangan, ISM non manufacturing PMI, dan factory orders.

Analis PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul mengatakan, kondisi ekonomi global yang positif dapat memberikan sentimen ke IHSG. Bila kondisi ekonomi global kurang mendukung, Jemmy memproyeksikan, investor asing akan merealisasikan keuntungannya sehingga IHSG ada potensi mengalami koreksi.

Untuk pilihan saham pada pekan ini, Reza memilih saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), serta PT Adaro Energy Tbk (ADRO). (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya