Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih masuk fase konsolidasi pada awal pekan terakhir September 2014. Sentimen domestik dan global akan mempengaruhi gerak IHSG.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, laju IHSG juga tergantung dari investor asing. Bila aksi jual masih dilakukan investor asing maka IHSG akan mengalami tekanan sehingga sulit untuk naik. Namun, indeks saham Dow Jones ditutup menghijau pada pekan lalu diharapkan memberikan sentimen positif ke IHSG.
"Akan tetapi rebound indeks saham Dow Jones pada akhir pekan lalu diharapkan dapat memperbaiki keadaan. Kenaikan indeks saham Dow Jones dapat memberikan sentimen positif di perdagangan saham pada Senin pagi," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Senin (29/9/2014).
Advertisement
Satrio memprediksikan, laju IHSG cenderung flat pada awal pekan. IHSG akan berada di kisaran support 5.000-5.050 dan resistance 5.165-5.180.
Hal senada dikatakan, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya. Menurut William, pergerakan IHSG masih cenderung enggan melepaskan diri dari fase konsolidasi.
"Level support IHSG 5.112 telah diuji dan berhasil dijebol. Potensi berikutnya menguji support level 5.101, dan jika tidak dijebol maka akan memberikan efek technical rebound kembali kepada IHSG," kata William dalam ulasannya.
Menurut William, IHSG berpeluang alami technical rebound dengan target resistance terdekat di level 5.157. Ia mengingatkan, bagi investor jangka pendek untuk memanfaatkan peluang melakukan perdagangan jangka pendek. Namun kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan. Akan tetapi, investor jangka panjang dapat memanfaatkan koreksi IHSG untuk melakukan akumulasi beli.
Selain itu, William memperkirakan, IHSG berpeluang naik untuk menyambut rilis data ekonomi dalam negeri yang disinyalir masih akan cukup bagus pada Oktober 2014.
Sedangkan Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, masih ada sejumlah katalis positif untuk IHSG seperti pembentukan kabinet baru dan window dressing fund manager pada 30 September 2014. Ia memproyeksikan, IHSG akan berada di level support 5.100-5.065 dan resistance 5.156-5.195-5.251-5.285 pada perdagangan saham Senin pekan ini.
Rekomendasi Saham
Satrio mengatakan, pelaku pasar untuk wait and see pergerakan IHSG. "Bila IHSG tak kuat bangkit maka sebaiknya wait and see," ujar Satrio.
Sedangkan Yuganur memilih empat saham untuk dicermati pelaku pasar pada awal pekan ini. Empat saham itu antara lain saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
William memilih sejumlah saham yang dapat jadi pertimbangan pelaku pasar yaitu saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk untuk jadi pilihan pelaku pasar. Menurut Yuganur, koreksi mendadak di emiten perbankan berkapitalisasi besar ini dapat digunakan sebagai kesempatan untuk melakukan posisi beli sehingga dapat antisipasi pembalikan arah tren naik ke Rp 10.825.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 10.825," kata Yuganur.
Yuganur merekomendasikan, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk untuk masuk di level pertama Rp 10.325, level kedua Rp 10.275, dan cut loss point Rp 10.175. (Ahm/)