Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan perkebunan kelapa sawit grup Salim mencatatkan kinerja cukup baik sepanjang 2014. Hal itu ditopang dari kenaikan harga jual rata-rata crude palm oil (CPO)/minyak kelapa sawit dan volume penjualan dari produk kelapa sawit.
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp 916,7 miliar pada 2014. Laba perseroan tumbuh 19,1 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 769,5 miliar.
Kenaikan laba ini dikuti kenaikan penjualan sebesar 14,3 persen menjadi Rp 4,73 triliun pada 2014 dari penjualan tahun 2013 sebesar Rp 4,13 triliun. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (27/2/2015).
Advertisement
Perseroan mencatatkan kenaikan harga jual rata-rata dan volume penjualan dari produk kelapa sawit yang mendukung kinerja perseroan. Volume penjualan minyak kelapa sawit meningkat 1,8 persen menjadi 449.021 ton.
Sementara itu, volume penjualan produk inti sawti meningkat 11,8 persen menjadi 109.208 ton pada 2014 sedangkan penjualan benih bibit kelapa sawit turun 61,1 persen menjadi 6,1 juta benih bibit dari 15,8 juta benih bibit.
Penurunan penjualan benih bibit kelapa sawit disebabkan melambatnya penanaman baru serta kondisi ekonomi yang menantang. Sementara itu, penjualan produk karet turun 1,9 persen menjadi 11.979 ton pada 2014.
Pada pos laba kotor naik 30,6 persen menjadi Rp 1,64 triliun pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,25 triliun. Kenaikan itu ditopang dari meningkatnya pendapatan serta kemampuan perseroan menjaga biaya.
Laba usaha perseroan tumbuh 20,9 persen menjadi Rp 1,24 triliun pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun dengan marjin laba usaha sebesar 26,2 persen. Dengan melihat kinerja itu, laba per saham naik menjadi 134 pada 2014.
Salim Ivomas Cetak Laba Penjualan Rp 14,9 Triliun
Salim Ivomas Cetak Laba Penjualan Rp 14,9 Triliun
Kedua, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Perseroan mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 13 persen menjadi Rp 14,96 triliun pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,28 triliun.
Kenaikan penjualan diikuti kenaikan laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 842 miliar atau meningkat 61 persen.
Kenaikan penjualan itu didukung seiring peningkatan harga jual rata-rata dari produk sawit (CPO dan PK) serta kenaikan penjualan dari produk minyak dan lemak nabati.
Volume penjualan CPO naik 11 persen menjadi 957 ribu ton pada 2014 dari periode sama tahun sebelumnya 864 ribu ton seiring kenaikan produk CPO. Volume penjualan PK tumbuh 1 persen menjadi 193 ribu ton pada 2014. Sementara itu, volume penjualan karet sedikit naik menjadi 16.023 ton.
Di pos laba kotor, perseroan mencatatkan kenaikan 39 persen menjadi Rp 4,1 triliun pada 2014 dengan marjin laba kotor sebesar 27 persen. Hal itu seiring dengan kenaikan harga jual rata-rata produk sawit dan volume penjualan CPO yang lebih tinggi.
Kenaikan itu juga diikuti laba usaha sebesar 38 persen menjadi Rp 2,44 triliun pada 2014 dengan marjin laba usaha sebesar 16 persen seiring kenaikan laba bruto. Namun peningkatan itu sebagian diimbangi oleh peningkatan beban operasi serta pendapatan operasi lain yang lebih rendah.
Ada produksi perseroan pada 2014 menghasilkan 3.259.000 ton tandan buah segar (TBS) inti atau naik 13 persen year on year (YoY) seiring kenaikan produksi dari Sumatera Selatan dan Kalimantan. Produksi CPO naik 18 persen yoy menjadi 956 ribu ton karena didukung dari kenaikan produksi kebun inti dan pembelian TBS dari pihak eksternal.
"Industri kelapa sawit Indonesia menghadapi pelemahan Rupiah dan tekanan terhadap harga komoditas. Kami tetap dapat mencatatkan kinerja positif seiring kontribusi dari divisi perkebunan dengan pertumbuhan volume dan naiknya harga jual rata-rata produk sawit yang didukung kenaikan penjualan dari divisi minyak dan lemak nabati," ujar Presiden Direktur PT Salim Ivomas Pratama Tbk, Mark Wakeford.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 14,18 triliun pada 31 Desember 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,95 triliun. Aset naik menjadi Rp 30,99 triliun pada 31 Desember 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 28,06 triliun. Laba per saham naik 64 year on year (YoY) menjadi Rp 54 per saham. (Ahm/)
Advertisement