Wall Street Menguat di Tengah Optimisme Penyelesaian Utang Yunani

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan bahwa ia bersedia untuk menerima tawaran dari para debitor.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Jul 2015, 04:28 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2015, 04:28 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall Street kembali menguat pada hari kedua Juli 2015 ini melanjutkan penguatan yang dicetak pada sehari sebelumnya. Salah satu pendorong membaiknya kinerja saham-saham di bursa Amerika karena adanya sinyal positif dari penyelesaian utang Yunani.

Mengutip Bloomberg, Kamis (2/7/2015), Indeks Standard & Poor 500 naik 0,7 persen menjadi 2.077,67 pada pukul 4 sore waktu New York, Amerika Serikat. Merupakan level penguatan terbesar dalam dua minggu terakhir.

"Ada beberapa sinyal positif dari penyelesaian masalah Yunani. Sinyal tersebut memberikan dampak ke pasar saham," jelas Analis Janney Capital Management LLC, Mark Luschini.

Selain itu, Mark melanjutkan, ada data dari ADP yang juga memberikan sinyal positif sebelum keluarnya data gaji dari pemerintah AS pada Jumat, 3 Juli 2015 besok.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan bahwa ia bersedia untuk menerima tawaran atau syarat-syarat baru yang diberikan oleh kreditor sebagai upaya untuk kompromi sehingga bisa mendorong penyelesaian pembayaran utang yang telah jatuh tempo.

Tsipras bersedia menerima syarat mengenai penghematan yang harus dilakukan negara dengan pengurangan biaya pensiun dari pegawai. Namun ia belum sepakat mengenai poin kenaikan pajak.

Dalam referendum yang akan dilakukan oleh negara tersebut pada 5 Juli 2015 nanti, rakyat Yunani diminta untuk memilih apakah mereka akan menerima syarat pengetatan ekonomi yang diajukan oleh para debitor atau memilih untuk keluar dari zona Euro.

Selain mengenai Yunani, sentimen lain yang juga memberikan tenaga kepada Wall Street adalah data tenaga kerja yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja baru di AS pada Juni 2015 kemarin naik 237 ribu tenaga kerja. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perkiraan para analis yang disurvei oleh Bloomberg yang memperkirakan ada di kisaran 218 tenaga kerja. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya