UANGPEDIA: Kiat Investasi Reksa Dana Saham Saat IHSG Bergejolak

Sebelum berinvestasi, investor juga harus mempersiapkan diri dengan pemahaman soal investasi yang dipilih untuk hadapi pasar saham volatile.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Agu 2015, 11:20 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2015, 11:20 WIB
20150730-Bursa-Saham-Jakarta
Suasana galeri Bursa Efek Jakarta, Kamis (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan sepanjang 2015. Sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan saham Jumat 31 Juli 2015, IHSG melemah 8,12 persen ke level 4.802,53.

Tekanan IHSG tersebut dipicu dari sejumlah faktor baik internal dan eksternal. Ekonomi Indonesia melambat mendorong tekanan terhadap kinerja emiten pada 2015.

"Laba bersih dan penjualan turun berdampak terhadap harga saham sehingga merefleksikan kinerja perusahaan itu," ujar Head of Operation and Business PT Panin Asset Management, Rudiyanto, Senin (3/8/2015).

Ia menambahkan, sejumlah kebijakan pemerintah juga menekan laju IHSG. Kebijakan itu antara lain larangan penjualan minuman beralkohol di minimarket dan kenaikan tarif bea impor barang konsumsi. Dengan ada kebijakan tersebut mempengaruhi kinerja emiten di pasar modal Indonesia sehingga mempenagruhi harga sahamnya.

"Ketika ada larangan penjualan minuman alkohol di mini market berdampak terhadap penjualan. Bea impor juga mempengaruhi emiten yang sebagian besar bahan bakunya impor. Ada peraturan mungkin dalam jangka panjang bagus, tetapi kurang sosialisasi," kata Rudiyanto.

Dengan tekanan terhadap IHSG itu ternyata berdampak terhadap kinerja reksa dana terutama reksa dana saham. Rudiyanto menilai, penurunan kinerja reksa dana saham ini memang membuat pelaku pasar jadi tidak nyaman. Lantaran nilai investasinya menurun. Akan tetapi, bila investor mendapatkan sosialisasi dan edukasi baik mengenai risiko investasi kemudian menerapkan prinsip perencana keuangan.

"Jadi kami sarankan misalnya investasi reksa dana saham. Investasi reksa dana saham untuk dana pensiun yang diambil 10-20 tahun lagi. Berarti sekarang alami kerugian tetapi menariknya untuk tahun-tahun mendatang. Dengan ada edukasi kepada investor harapannya mereka bisa melihat jangka panjang karena jangka panjang IHSG akan naik," kata Rudiyanto.

Lalu apa yang harus dilakukan investor ketika menghadapi tekanan IHSG yang berdampak terhadap kinerja reksa dana saham? Rudiyanto pun membagikan tips agar tidak membuat panik investor.

Rudiyanto mengingatkan, sebelum jadi investor juga harus mempersiapkan diri. Jadi hadapi risiko yang terjadi sekarang supaya tidak panik. Investor diberikan pemahaman mengenai apa itu reksa dana dan risiko investasi reksa dana saham. Kedua, investor juga harus menyiapkan dana darurat. Jadi investor juga sebaiknya memiliki dana darurat untuk pengeluaran 3-5 bulan. Langkah ini dilakukan untuk menghadapi potensi risiko investasi. Ketiga, investor sebaiknya punya tujuan investasi.

"Kalau sudah teredukasi, punya dana darurat kemudian punya tujuan investasi," kata Rudiyanto.

Ingin tahu langkah apa yang harus dilakukan investor pemegang reksa dana saham melihat kondisi pasar saham bergejolak? Yuk mari simak video berikut: (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya