Rimo Tambah Investasi di Properti

PT Rimo International Lestari Tbk mengincar dana sekitar Rp 8,1 triliun dari pelaksanaan rights issue.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Agu 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2015, 13:00 WIB
Tekanan Domestik dan Global Berkurang, IHSG Menguat Terbatas
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di kisaran 5.150-5.200 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) menegaskan tidak terdapat hubungan afiliasi antara pemegang saham dengan manajemen PT Hokindo Mediatama serta PT Fajarindah Megah Perkasa.

Direktur Utama PT Rimo International Lestari Tbk Charlie Salim menyampaikan hal tersebut dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Kamis (6/8/2015).

Berdasarkan prospektus singkat yang diterbitkan perseroan, pemegang saham PT Hokindo Mediatama ini antara lain PT Fajarindah Megah Perkasa sebesar 99,99 persen dan Okko Rikiko sekitar 0,002 persen.

Selain itu, Charlie menambahkan pihaknya akan melakukan divestasi atas ketiga anak usahanya lantaran tidak memberikan kontribusi positif kepada Perseroan. Namun kegiatan ritel yang dimiliki sekarang oleh Perseroan masih tetap dipertahankan. Anak usaha perseroan antara lain PT Rimonet Inti Cemerlang, PT Rimo Nusantara Mandiri, dan PT Rimo Surabaya Lestari.

"Sementara pelaksanaan divestasi akan dilakukan setelah kajian nilai perusahaan dan lain-lainnya maksimum dalam jangka waktu 12 bulan setelah Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPSLB) dilakukan," kata Charlie.

Charlie menyebutkan, perseroan akan mengalami kerugian yang berkesinambungan mengingat bisnis ritelnya kurang berkembang akibat dari persaingan di bidang fashion dan garment trading yang sangat ketat dengan membanjirnya barang-barang impor di pasaran. Hal itu dapat terjadi bila rencana pelaksanaan rights issue perseroan belum dapat terlaksana.

"Posisi arus kas Perseroan sekarang sangat ketat maka perseroan sangat membutuhkan penambahan modal segar sambil mempertimbangkan opsi reposisi produk yang mempunyai pangsa pasar lebih besar untuk diperdagangkan," ujar Charlie.

RIMO Tambah Investasi di Properti

Sementara itu, Presiden Direktur Mark Asia Strategic, Guntur Pasaribu yang jadi konsultan PT Rimo International Lestari Tbk mengatakan, RIMO masih menjalankan bisnis ritelnya namun juga berinvestasi di sektor properti.

Karena itu, perseroan mengakuisisi PT Hokindo Mediatama yang bergerak di sektor properti. Guntur menuturkan, PT Hokindo Mediatama ini dipegang oleh PT Fajarindah Megah Perkasa, perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Hong Kong. Dengan akuisisi saham perusahaan di sektor properti ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dua hingga tiga tahun kepada RIMO.

Guntur menjelaskan, Hokindo Mediatama memiliki cadangan lahan sekitar 1.200 hektar yang tersebar di sejumlah wilayah antara lain Jakarta, Cianjur, Serang, Sumbawa, Banjarmasin, Kendari, Balikpapan, Pontianak dan Bekasi. Salah satu lahan yang baru dikembangkan oleh anak usaha Hokindo yaitu PT Matahari Pontianak Indah Mall dengan mendirikan Mal Pontianak.

"Hokindo juga akan bangun apartemen di Rasuna Said, Setiabudi. Selain itu juga kembangkan mixed uses, residential, dan pergudangan," kata Guntur saat dihubungi Liputan6.com.

Guntur menambahkan, dana pengembangan usaha lahan tersebut juga bisa didapatkan dari modal sendiri, pinjaman, dan bermitra dengan pihak lainnya.

PT Rimo International Lestari Tbk akan mengakuisisi saham PT Hokindo Mediatama setelah melakukan penawaran umum terbatas/rights issue. Perseroan menargetkan dana sekitar Rp 8,1 triliun dari hasil rights issue itu. Perseroan menawarkan 30,60 miliar saham dengan nilai nominal Rp 250. Harga saham ditetapkan sebesar Rp 265 per saham.

Rasio penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) adalah 1:90. Setiap satu pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 14 Agustus 2015 berhak membeli 90 HMETD.

Guntur juga optimistis dapat meraih izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melaksanakan rights issue tersebut. Menurut Guntur, aksi korporasi yang dilakukan RIMO dapat meningkatkan kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu, jumlah saham ke publik bertambah besar sehingga transaksi saham RIMO menjadi lebih likuid.

Guntur mengharapkan kondisi bursa saham dapat positif sehingga menunjang pelaksanaan rights issue RIMO. Akan tetapi, perseroan telah memiliki pembeli siaga untuk eksekusi rights issue tersebut yaitu hedge fund bernama Haven Capital Pte Ltd asal Singapura. Bagi pemegang saham yang tidak eksekusi rights issue ini maka pemegang saham akan mengalami dilusi sekitar 98,90 persen.

"Bagi pemegang saham tidak eksekusi haknya maka Haven Capital jadi pembeli siaga," kata Guntur.

Pemegang saham perseroan per Januari 2015 antara lain PT Optima Kharya Capital Securities sekitar 15,35 persen, PT Inti Fikasa Securindo sebesar 14,90 persen, Paul Isaac Palletimu sebesar 12,15 persen, PT Rimo Indonesia Lestari sebesar 10,54 persen, Benny Setiamihardja sebesar 8,38 persen dan publik kurang dari lima persen sebesar 38,68 persen. (Ahm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya