Liputan6.com, Jakarta - PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO), salah satu perusahaan perdagangan ritel mengincar dana sekitar Rp 8,1 triliun lewat penawaran umum terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perseroan menawarkan 30,60 miliar saham dengan nilai nominal Rp 250. Harga rights issue yang ditetapkan sebesar Rp 265 per saham. Dalam rangka rights issue ini, setiap pemegang saham berhak atas 90 saham HMETD.
Dana hasil rights issue RIMO antara lain digunakan sekitar 77,65 persen atau sekitar Rp 6,25 triliun mengakuisisi saham PT Hokindo Mediatama. Sisanya sekitar 21,43 persen atau sekitar Rp 1,72 triliun untuk penambahan penyertaan modal saham pada PT Hokindo Mediatama, sekitar 0,83 persen atau sekitar Rp 67 miliar untuk membayar kewajiban perseroan, dan sisanya 0,09 persen atau sekitar Rp 7 miliar untuk modal kerja perseroan.
Advertisement
Dalam prospektus yang diterbitkan seperti ditulis Rabu (24/6/2015), PT Hokindo Mediatama bergerak di bidang real estate. Perseroan fokus di usahanya pengembangan properti untuk perkotaan terintegrasi di beberapa wilayah Indonesia seperti di Jakarta, Cianjur, Serang, Sumbawa, Banjarmasin, Kendari, Balikpapan, Pontianak dan Bekasi.
Adapun susunan direksi PT Hokindo Mediatama itu antara lain Direktur Utama dipegang oleh Teddy Tjokrosapoetro, Direktur dipegang oleh Iwandono dan Daniel Iskandar. Sedangkan susunan komisaris antara lain Komisaris Utama dipegang oleh Bastian Conny Paul, Komisaris dijabat oleh Rachmad dan Jang Tae Suk.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, harga penawaran sebesar Rp 265 per saham membuat hanya pembeli siaga yang akan menyerap saham tersebut.
"Harga Rp 265 itu di atas harga pasar sehingga hanya memungkinkan pembeli siaga yang serap," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu, Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan, aksi korporasi tersebut berpotensi backdoor listing atau pencatatan saham melalui jalur atau prosedur secara tidak umum. Hans menilai, bisnis Rimo tidak terlalu berjalan. Saat ini Rimo mengakuisisi perusahaan properti. Hans mengatakan, sektor properti akan berjalan lambat dalam 2-3 tahun ke depan. Akan tetapi, sektor tersebut mendapatkan sentimen positif dari kepemilikan asing di properti dan uang muka properti turun di bisnis properti.
Bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi rights issue ini maka pemegang saham akan mengalami dilusi sekitar 98,90 persen. Adapun Haven Capital Pte Ltd bertindak sebagai pembeli siaga. Perseroan juga telah menunjuk PT MarkAsia Strategic sebagai penasehat keuangan dalam rencana rights issue tersebut.
Pemegang saham perseroan per Januari 2015 antara lain PT Optima Kharya Capital Securities sekitar 15,35 persen, PT Inti Fikasa Securindo sebesar 14,90 persen, Paul Isaac Palletimu sebesar 12,15 persen, PT Rimo Indonesia Lestari sebesar 10,54 persen, Benny Setiamihardja sebesar 8,38 persen dan publik kurang dari lima persen sebesar 38,68 persen. Pada perdagangan saham hari ini, saham RIMO stagnan di level Rp 190 per saham. (Ahm/)