Data Ekonomi AS Cerah Bikin Bursa Asia Melemah

Harapan terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember meningkat seiring data tenaga kerja AS membaik.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Nov 2015, 08:36 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 08:36 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang4
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia tergelincir pada perdagangan saham awal pekan ini setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2015 menguat sehingga mendukung harapan kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015. Hal itu juga membuat dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,5 persen. Indeks saham Australia melemah 0,7 persen. Akan tetapi, indeks saham Jepang Nikkei melawan tren, dan naik 1,1 persen setelah yen melemah secara signifikan terhadap dolar AS.Bursa saham Asia di awal pekan ini diwarnai rilis data penyerapan tenaga kerja non sektor pertanian AS.

Rilis data ekonomi itu naik 271 ribu pada Oktober, dan ini kenaikan terbesar sejak Desember lalu. Tingkat pengangguran turun menjadi lima persen terendah sejak April 2008. Ini membuat harapan terhadap kenaikan suku bunga bank sentral AS meningkat. Hal tersebut pun membebani aset berisiko.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasar keuangan telah diterjang oleh ketidakpastian atas waktu kenaikan suku bunga the Fed. Hal ini membuat sejumlah pelaku pasar khawatir terhadap biaya pinjaman lebih tinggi di AS sehingga menyeret ekonomi global goyah.

"Dengan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen memegang teguh kenaikan tingkat suku bunga pada Desember, dan didukung rilis data penyerapan tenaga kerja non sektor pertanian sehingga membuat harapan ada kenaikan suku bunga," tulis Evan Lucas, Analis IG, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (9/11/2015).

Sementara itu, indeks dolar AS naik level tertinggi dalam tujuh bulan. Dolar menguat ke level tertinggi dalam 2,5 bulan menjadi 123,35 terhadap yen. Sedangkan euro stabil di kisaran US$ 1,0727. Di pasar komoditas, harga minyak jenis acuan Amerika Serikat (AS) sedikit berubah ke level US$ 44,30. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya