Mencicipi Empuknya Bisnis Produsen Sari Roti

Ekonomi melambat tidak menganggu masyarakat untuk konsumsi roti sehingga mendukung kinerja PT Nippon Indosari Tbk

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Nov 2015, 14:07 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2015, 14:07 WIB
Sari Roti
(Foto: sariroti.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), produsen Sari Roti mencatatkan kinerja cukup baik hingga sembilan bulan pertama 2015 di tengah ekonomi melambat. Penjualan produk baru dan ekspansi pabrik turut mendukung kinerja perseroan.

PT Nippon Indosari Tbk membukukan penjualan naik 15,32 persen menjadi Rp 1,56 triliun hingga kuartal III 2015. Penjualan itu mendorong laba bersih naik 46,33 persen menjadi Rp 192,68 miliar.

Analis PT Sinarmas Sekuritas Wilbert menuturkan, kinerja produsen Sari Roti hingga kuartal III 2015 sesuai harapan. Penjualan perseroan mencapai Rp 1,57 triliun tersebut sudah mencapai 70 persen dari target pendapatan sekitar Rp 2,23 triliun pada 2015.

Kontribusi terbesar penjualan berasal dari roti berbentuk sandwich yang meningkat 26 persen Year on Year (YoY). Tambahan kontribusi penjualan juga berasal dari produk baru seperti dorayaki dan mini bun yang mencapai 1,5 persen.

Sementara itu, Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan sektor konsumsi masih tetap menarik di tengah ekonomi melambat. Hal itu juga berdampak untuk PT Nippon Indosari Tbk. Produsen roti ini mendapatkan keuntungan dari jalur distribusinya.

"Biar pun ekonomi melambat banyak orang tetap makan roti karena roti bukan makanan yang mahal sehingga konsumen tidak mengurangi konsumsinya," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/11/2015)

Wilbert menilai, harga bahan baku rendah juga memberikan keuntungan bagi perseroan lantaran berdampak terhadap marjin laba kotor bertahan 52,8 persen.Kinerja kuartal III 2015 juga sebagian besar disumbangkan dari pengoperasian sejumlah parbik.

Kontribusi terkuat dari pabrik di Medan dengan tumbuh 34,4 persen secara YoY, diikuti Makassar dengan kontribusi sebesar 32,3 persen.

Hans mengatakan, perseroan membutuhkan perhitungan matang untuk ekspansi agar dapat mendorong penjualan. Salah satunya dengan mendirikan pabrik baru untuk mengatasi keterbatasan area.

Dengan melihat kondisi itu, Wilbert optimistis perseroan membukukan kinerja positif pada kuartal IV 2015. Wilbert pun menaikkan earning per share (EPS) pada 2015 dan 2016 masing-masing naik 10,9 persen dan 5,3 persen. Hal itu merefleksikan kenaikan marjin perseroan.

Rekomendasi Saham

Wilbert merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.475 dalam satu tahun. Sebelumnya target harga saham PT Nippon Indosari Tbk di level Rp 1.430 per saham. Sedangkan Hans merekomendasikan beli kalau melemah di bawah harga Rp 1.150 per saham. Target harga saham PT Nippon Indosari Tbk di kisaran Rp 1.275 per saham pada 2015.

Pada penutupan perdagangan Selasa 24 November 2015, saham PT Nippon Indosari Tbk naik 1,23 persen ke level Rp 1.230 per saham. (Ahm/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya