Ini Keunggulan Produk LQ45 Futures

BEI telah memiliki sistem untuk mengawasi transaksi derivatif.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Feb 2016, 13:40 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2016, 13:40 WIB
20160118--Investor-Tidak-Takut-Jakarta-AY
Pengunjung melintas di bawah layar bertuliskan #investor tidak takut di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/1). Direktur utama BEI Tito menjelaskan tidak terjadi pengaruh besar pasca teror terhadap perdagangan di BEI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa produk derivatif Kontrak Berjangka Berbasis Indeks Efek (KBIE) berupa Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ45 (LQ45 Futures) memiliki beberapa manfaat. BEI telah memiliki sistem untuk mengawasi transaksi derivatif.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Alpino Kianjaya menuturkan, produk ini bisa sebagai sarana lindung nilai. "Keunggulan produk ini sangat banyak bagi investor terutama, khususnya bagi investor yang sudah memiliki underlaying saham LQ54 di pasar spot. Di mana produk ini bisa di gunakan untukk lindung nilai bagi protofolio investor yang pada saat bersamaan market sedang bearish. Untuk menjaga nilainya investor bisa melakukan headging melallui produk ini," kata dia Jakarta, Senin (1/2/2016).

Manfaat lain dari produk LQ45 Futures adalah produk tersebut memiliki daya ungkit. Alpino mengatakan produk tersebut dapat ditransaksikan jangka pendek. 

"Artinya investor melakukan investasi di produk tersebut mereka hanya cukup menyetorkan inisial margin dengan minimum 4 persen. Selain itu, tentunya bagi investor yang belum punya posisi di sahammya, dan ketika market sedang bearish maka investor bisa melakukan short posisi di produk ini," jelasnya.

Direktur Transaksi dan Kepatuhan BEI, Hamdi Hassyarbaini mengungkapkan, BEI telah menerapkan sistem yang terintegrasi untuk mengawasi transaksi LQ45 Futures.

"Memang derivatif lebih rentan dimanupulasi, sistem kita bisa mengantisipasi itu‎ karena baik perdagangan dan pengawasan multiproduk," ujarnya.

Dia menuturkan, terdapat beberapa modus dalam perdagangan produk derivatif. Antara lain, alternate trade di mana transaksi dilakukan dengan kompak melakukan jual beli secara terus-menerus. Hal itu kemudian memberi kesan diperdagangkan.

Kemudian, ada pula transaksi semu yakni mengerek harga dengan didagangkan. Namun, perdagangan tersebut tak disertai perpindahan kepemilikan.

Dia juga menyebut adanya ‎pump and dump. "Pump and dump misalnya harga dipompa naik begitu atas dump. Jadi ada pihak megang saham susah dijual dilakukan transaksi harganya dibikin naik, begitu harga dititik tertentu langsung dump," tuturnya.

Selanjutnya ada hype and dump, yakni mengerek harga dengan menyebarkan informasi yang tidak benar. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya