Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat.
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menerangkan, pada perdagangan saham kemarin IHSG menguat karena didorong oleh penguatan saham berkapitalisasi besar. IHSG menguat sebanyak 41,96 poin atau sebanyak 0,87 persen ke level 4865,53.
Baca Juga
"Terlihat saham-saham bermarket kapitalisasi besar seperti beberapa emiten produsen rokok yang menjadi peran penguatan IHSG," kata dia dalam ulasannya,Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Advertisement
Baca Juga
Dia menuturkan, penguatan tersebut didorong spekulasi pelaku pasar terkait dengan cukai. "Investor berspekulasi mengenai rencana pemerintah yang tidak adanya rencana untuk melakukan kenaikan cukai pertengahan tahun untuk tembakau," ujar dia.
Dia menambahkan, penguatan IHSG didorong oleh penguatan rupiah yang kemudian berimbas pada aksi beli investor asing dengan nilai Rp 329,73 miliar.
Sementara, Bursa Asia ditutup mayoritas melemah. Hal tersebut dipengaruhi jatuhnya harga minyak dan mata uang negara-negara pengekspor minyak pasca pertemuan antara produsen minyak di Doha.
Lanjar memperkirakan IHSG akan bergerak pada support 4.800 dan resistance 4.910.
Riset PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG diperkirakan menguat. IHSG berada pada support 4.822 dan resistance 4.910.
Lanjar merekomendasikan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Sinarmas Sekuritas memilih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA).