Bursa Asia Menguat Terpicu Prospek Ekonomi AS

Sementara Reli panjang mengangkat indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Averange (DJIA) menuju level tertinggi.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Jul 2016, 08:25 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 08:25 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Pasar saham Asia menguat pada perdagangan hari ini, terdorong prospek pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang solid dan kebijakan ekonomi akomodatif dari negara-negara besar, yang merangsang investor yang sebelumnya gelisah akibat ketidakpastian Brexit.

Melansir laman Reuters, Rabu (13/7/2016), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan menjadi 426,62. Angka ini tepat di bawah posisi secara year to date yang berada di 428,22. Sedangkan indeks Nikkei Jepang naik 1,9 persen.

Indeks MSCI di pasar saham dunia telah pulih dari kerugian setelah referendum Inggris berlangsung. Ini mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari sebulan.

"Beberapa waktu lalu, semuanya tampak begitu pasti karena Brexit. Tapi sekarang Inggris tampaknya akan memiliki perdana menteri baru dan negosiasi dapat dimulai lebih awal. Itu menenangkan sentimen investor," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.

Kabarnya, posisi Perdana Menteri Inggris bakal diisi Menteri Dalam Negeri Theresa May.

Sebelumnya Reli panjang mengangkat indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Averange (DJIA) menuju level tertinggi sehingga mencetak rekor pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta).

Pendorong kenaikan indeks acuan di Wall Street tersebut karena kenaikan yang tajam pada harga minyak dan perbaikan data-data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Dow Jones Industrial Average naik 120,74 poin atau 0,66 persen ke 18.347,67. S&P 500 naik 14,98 poin atau 0,7 persen ke 2.152,14 dan Nasdaq Composite menambahkan 34,18 poin atau 0,69 persen ke 5.022,82.

Indeks S&P 500 mencetak rekor tinggi dan melanjutkan penguatan yang telah dibukukan pada Senin kemarin dan Dow Jones juga mampu mencetak rekor tertinggi baru. Sedangkan Nasdaq ditutup pada level tertinggi sejak akhir Desember.

Sementara saham bank Eropa, yang dipandang sebagai salah satu yang terlemah dalam ekonomi global, tercatat naik menjelang kesepakatan antara Italia dengan para eksekutif Uni Eropa terkait perlindungan terhadap bank.

Di Jepang, Perdana Menteri Shinzo Abe memerintahkan adanya babak baru pemberian stimulus fiskal setelah kemenangan pemilu.

Di tempat lain, Bank of England membuat pengumuman kebijakan pada Kamis, dengan beberapa pihak mengharapkan penurunan suku bunga.





POPULER

Berita Terkini Selengkapnya