Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia melemah mengikuti gerak Wall Street dan bursa Eropa pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Kebijakan dari bank sentral tak mendukung bursa saham untuk bergerak menguat.
Mengutip Bloomberg, Rabu (5/10/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,2 persen pada pukul 09.30 waktu Tokyo, Jepang. Indeks ASX 200 Australia juga kehilangan kekuatan 0,6 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan jatuh 0,8 persen.
Berbeda, untuk Indeks Topix Jepang naik 0,2 persen karena kejatuhan nilai tukar yen. Pelemahan yen pada perdagangan Selasa kemarin merupakan pelemahan terbesar sejak Agustus kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Pasar finansial di Eropa terguncang karena Bloomberg melaporkan bahwa Bank Sentral Eropa secara bertahap akan mengurangi aksi pembelian aset-aset sektor finansial. Hal tersebut diartikan bahwa pelonggaran kebijakan moneter tidak akan berlanjut.
Di Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve juga mengeluarkan sinyal-sinyal untuk segera menaikkan suku bunga acuan.
Pejabat The Fed Jeffrey Lacker sebelumnya mengatakan bahwa Bank Sentral AS sedang menimbang untuk menaikkan suku bunga secepatnya karena untuk mencegah kenaikan angka inflasi yang terlalu tinggi dan juga mengurangi risiko lain yang bisa terjadi jika suku bunga terus rendah.
Pernyataan dari Jeffrey Lacker ini menyusul pernyataan dari Loretta Mester, pejabat The Fed lain, yang mengungkapkan bahwa sudah saatnya suku bunga Bank Sentral AS disesuaikan.
"Saat ini pelaku pasar sedang melakukan gelombang perpindahan menanggapi rencana kebijakan dari beberapa bank sentral tersebut," jelas analis IG Ltd, Melbourne, Australia, Chris Weston. Dengan adanya penataan ulang tersebut membuat bursa Asia tertekan. (Gdn/Ndw)