Begini Kondisi Bursa Global Jelang Pilpres AS

Investor global fokus terhadap pemilihan Presiden Amerika Serikat.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Nov 2016, 16:45 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 16:45 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang3
Beberapa orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks pasar saham terbesar di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/2015). Meskipun Nikkei mengalami kenaikan pada Jumat pagi, tetapi tertutupi oleh penurunan tajam di Fast Retailing Co. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini jelang pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) atau Pilpres AS. Investor optimistis calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton akan memenangkan pemilihan umum (pemilu).

Sementara itu, bursa Eropa sedikit berubah didorong sektor keuangan. Indeks saham Inggris FTSE 100 dan indeks saham Prancis CAC 40 dibuka mendatar. Sedangkan indeks saham Jerman DAX naik 0,1 persen pada awal sesi perdagangan.

"Pasar hadapi pemilihan Amerika Serikat," tegas Michael McCarthy, Chief Market Strategist CMC Markets, seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (8/11/2016).

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,3 persen. Sedangkan indeks saham MSCI World menguat 0,1 persen usai naik 1,6 persen pada perdagangan Senin kemarin. Kenaikan itu terbesar dalam 19 minggu.

Di pasar uang, dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat. Dolar AS diperdagangkan 104,35 terhadap yen pada perdagangan Selasa pekan ini. Euro mendatar terhadap dolar AS.

Mata uang Meksiko peso berada di posisi 18,58 terhadap dolar AS. Pada perdagangan kemarin, peso turun 2,3 persen.

Mata uang peso sangat berpengaruh terhadap pemilihan presiden AS lantaran Meksiko jadi salah satu negara yang jadi perhatian calon presiden AS dari partai Republik Donald Trump terkait kebijakan perdagangan globalnya.

Pemilihan presiden AS menjadi fokus perhatian pasar pada pekan ini. Calon presiden AS dari partai Demokrat Hillary Clinton  berpotensi menang usai FBI memberikan klarifikasi soal emailnya. Pernyataan FBI soal investigasi email Hillary Clinton saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri memberikan sentimen positif. Hal itu mengingat investor melihat Clinton menawarkan kepastian dan kestabilan.

Sebelumnya sempat terjadi aksi jual di pasar global saat FBI umumkan investigasi terhadap email Hillary Clinton.

Akan tetapi, pelaku pasar tetap khawatir pemilihan Presiden AS. Hal itu mengingat kejutan yang pernah terjadi pada Juni 2016 saat Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa (UE).

"Pemilihan presiden AS salah satu yang memberikan ketidakpastian terbesar sejak krisis keuangan global bahkan lebih dari Brexit," ujar Mixo Das, Analis Nomura.

Sementara itu, di pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat (AS) turun 0,1 persen ke level US$ 44,87 per barel usai naik 1,9 persen pada perdagangan kemarin. Harga minyak Brent naik 0,2 persen ke level US$ 46,25. Sementara itu, harga emas menguat 0,1 persen mennadi US$ 1.283 per ounce. (Ahm/Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya