Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat secara teknikal pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pelaku pasar yang menanti laporan kinerja emiten akan pengaruhi IHSG dan pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, laju IHSG masih betah dalam fase konsolidasi. Level IHSG untuk support bertahan cukup kuat di 5.221 sambil menanti pola penguatan lanjutan untuk tembus level 5.351. Level tersebut perlu ditembus untuk perkuat pola kenaikan IHSG dalam jangka pendek.
"Hal lain yang pengaruhi pola gerak IHSG yaitu laporan kinerja emiten secara tahunan. IHSG berpeluang naik," ujar William dalam ulasannya, Rabu (18/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT NH Korindo Securities Bhima Setiaji mengatakan, IHSG akan menguat secara tekinkal secara sementara. Hal itu mengingat IHSG sudah koreksi selama tujuh hari berturut-turut. "Jika tidak kuat menembus level resistance 5.281 maka akan uji level support 5.250," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, sentimen eksternal pengaruhi IHSG antara lain ada sentimen Amerika Serikat (AS) yang akan umumkan data inflasi Desember 2016. Diperkirakan inflasi Desember 2016 naik menjadi 0,3 persen MoM. "Kemudian ketua The Fed Janet Yellen dijadwalkan memberikan pidato malamnya berarti di Indonesia sekitar tanggal 19 Januari pagi," kata dia.
Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham antara lain PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan Bima memilih saham PT Waskita Beton Pre Cast Tbk (WSBP), PT Ace Hardware Tbk (ACES), dan PT Multipolar Tbk (MLPL) untuk dicermati pelaku pasar.