Terdorong Harapan Ekonomi Trump, Wall Street Kembali Cetak Rekor

Wall Street kembali menguat dan mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Jumat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Feb 2017, 05:08 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 05:08 WIB

Liputan6.com, New York - Wall Street kembali menguat dan mencetak rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah kenaikan harga minyak yang mendorong saham-saham energi dan optimisme kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump.

Mengutip Reuters, Sabtu (11/2/2017), Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 96,97 poin atau 0,48 persen ke level 20.269,37. S&P 500 naik 8,23 poin atau 0,36 persen ke angka 2.316,1. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan kekuatan 18,95 poin atau 0,33 persen ke level 5.734,13.

S&P 500 dan Dow Jones ditutup pada rekor tinggi pada perdagangan sesi kedua, sedangkan Nasdaq memperpanjang rekor penutupan tertinggi untuk hari keempat.

Penguatan Wall Street ini didorong oleh dua sentimen. Sentimen pertama dari kenaikan harga minyak dan sentimen kedua dari keyakinan pelaku pasar akan kebijakan-kebijakan ekonomi Donald Trump.

Harga minyak naik lebih dari 1 persen seelah organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) menyatakan bahwa realisasi pemangkasan produksi telah mencapai 90 persen dari target. Pernyataan tersebut membuat saham-saham di sektor energi menguat rata-rata 0,8 persen.

Selain itu, sejak November lalu atau sejak Donald Trump memenangkan pemilu presiden AS, Wall Street terus menguat dipicu oleh harapan realisasi janji-janji Trump.

Dalam kampanye, Trump berjanji akan memberikan beberapa stimulus ekonomi seperti pemotongan pajak dan juga pembangunan infrastruktur. Namun memang reli sempat terhenti karena adalah kekhawatiran akan kebijakan lain yaitu proteksionis dari Trump.

"Sentimen pemotongan pajak telah kembali lagi dan memberikan dorongan ke bursa," jelas analis senior Fort Pitt Capital Group, Pittsburgh, Kim Forrest. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya