Wall Street Bervariasi Terseret Saham IBM

Laporan keuangan dan harga minyak telah membayangi pergerakan wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Apr 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2017, 05:00 WIB
Ilustrasi wall street
Ilustrasi wall street

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi didorong sentimen laporan keuangan dan penurunan harga minyak.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 119,13 poin atau 0,58 persen ke level 20.404,15. Indeks saham S&P 500 merosot 4,03 poin atau 0,17 persen ke level 2.338,16. Sedangkan indeks saham Nasdaq naik 13,56 poin atau 0,23 persen k elevel 5.863,03.

Saham IBM merosot 4,9 persen ke level US$ 161,69 usai perusahaan melaporan pendapatan turun lebih besar dari yang diharapkan untuk pertama kali. Saham IBM membebani kedua indeks saham acuan baik S&P 500 dan Dow Jones.

"Biasanya nama besar mempengaruhi pelaku pasar dan menjadi sinyal soal kesehatan perusahaan secara keseluruhan," ujar Peter Jankovskis, Direktur OakBrook Investments LLC seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (20/4/2017).

Sektor saham energi turun 1,4 persen, dan catatkan penurunan untuk kelima kali dalam enam sesi didorong harga minyak turun hampir empat persen.

Data Amerika Serikat (AS) menunjukkan persediaan bensin dan stok minyak yang turun lebih kecil dari perkiraan. Sentimen itu mendorong harga minyak AS di bawah angka US$ 52 per barel untuk pertama kali dalam dua minggu.

"Harga minyak telah melemah selama beberapa hari, dan itu menekan beberapa hal," ujar Jankovkis.

Sementara itu, saham Morgan Stanley naik 2 persen usai membukukan kenaikan laba kuartalan. Dari 57 perusahaan yang masuk indeks S&P 500, 75,4 persen telah lampaui harapan. Secara keseluruhan, laba perusahaan di indeks saham S&P 500 naik 10,8 persen pada kuartal I 2017, dan terbaik sejak 2011.

Investor berharap pendapatan kuartal I akan cukup kuat sehingga membenar valuasi pasar saham yang mahal usai wall street catat rekor dan kekhawatiran terhadap presiden AS Donald Trump untuk melaksanakan janjinya dorong pertumbuhan ekonomi.

Ada pun meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan AS ditambah ketidakpastian politik di Eropa menjelang pemilihan presiden Prancis juga membantu investor hati-hati.

Volume perdagangan saham tercatat 6,6 miliar saham di wall street. Angka ini di atas rata-rata harian 6,31 miliar saham selama 20 sesi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya