Inflasi Mei 0,39 Persen, IHSG Melemah Tipis

Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada sesi pertama.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jun 2017, 12:38 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 12:38 WIB
Ilustrasi laju IHSG
Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada sesi pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama perdagangan saham Jumat pekan ini. IHSG melemah tipis di tengah rilis inflasi Mei 2017.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Jumat (2/6/2017), IHSG melemah 6,4 poin atau 0,11 persen ke level 5.731,66. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,03 persen ke level 957,43. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 129 saham menguat, dan menahan pelemahan IHSG. 106 saham lainnya diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.752,65 dan terendah 5.727,77. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 182.954 kali dengan volume perdagangan 9,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,4 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 61 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.300.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 1,97 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Selain itu, sektor saham keuangan mendaki 0,74 persen.

Sektor saham industri dasar tergelincir 2,01 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan melemah 1,15 persen dan sektor saham pertanian melemah 0,63 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers pada Jumat siang antara lain saham IKBI naik 13,74 persen ke level Rp 414 per saham, saham AGRS melonjak 12,35 persen ke level Rp 191 per saham, dan saham GJTL naik 12,06 persen ke level Rp 1.115 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham NAGA merosot 34,55 persen ke level Rp 108 per saham, saham MLIA turun 24,33 persen ke level Rp 454 per saham, dan saham UNIC merosot 15,19 persen ke level Rp 5.725 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,46 persen ke level 25.920,93. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,06 persen ke level 2.369,01, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,77 persen ke level 20.211, indeks saham Singapura mendaki 0,15 persen ke level 3.239, dan indeks saham Taiwan naik 0,47 persen ke level 10.134. Sedangkan indeks saham Shanghai melemah 0,22 persen ke level 3.096.

IHSG melemah ini di tengah rilis inflasi pada Mei 2017. Tercatat inflasi Mei 2017 sebesar 0,39 persen. Inflasi tahun kalender sebesar 1,67 persen dan tahun ke tahun mencapai 4,33 persen.

"Dibanding Mei 2016 yang 0,24 persen, ini lebih tinggi. Tapi dibandingkan Mei 2015 yang 0,50 persen, inflasi ini lebih rendah. Mei ini sudah Ramadan. 2016, Ramadan di Juni. ‎Harga-harga barang naik karena terjadi kenaikan permintaan. Sedangkan saat Ramadan tahun lalu di Juni, inflasinya 0,66 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Jakarta, Jumat 2 Juni 2017.

Dia menyebutkan dari 82 kota IHK, sebanyak 70 kota mencatat inflasi dan 12 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Tual 0,96 persen, terendah di Sampit dan Bulukumba masing-masing 0,02 persen. Sementara deflasi tertinggi di Manado 1,13 persen dan terendah di Pematang Siantar.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya