Sistem Informasi Ada Gangguan, IHSG Turun 43 Poin

Transaksi harian saham tercatat Rp 4 triliun, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 43,28 poin ke 5.771 pada Senin (10/7/2017).

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jul 2017, 16:16 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2017, 16:16 WIB
Transaksi harian saham tercatat Rp 4 triliun, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 43,28 poin ke 5.771 pada Senin (10/7/2017).
Transaksi harian saham tercatat Rp 4 triliun, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 43,28 poin ke 5.771 pada Senin (10/7/2017).

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini. Ada gangguan sistem informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) turut pengaruhi transaksi perdagangan saham dan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (10/7/2017), IHSG melemah 43,28 poin atau 0,74 persen ke level 5.771,50. Indeks saham LQ45 turun 1,01 persen ke level 967,28. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Ada sebanyak 183 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 127 saham menguat dan 121 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.826,31 dan terendah 5.769,33.

Transaksi perdagangan saham tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 160.967 kali dengan volume perdagangan 4,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4 triliun.

Investor asing pun melakukan aksi jual Rp 517 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.392.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perdagangan naik 0,20 persen. Sektor saham konstruksi turun 1,14 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham keuangan tergelincir 0,99 persen dan sektor saham industri dasar melemah 0,81 persen.

Saham-saham pencetak top gainers antara lain saham RIMO naik 26,32 persen ke level Rp 240 per saham, saham BSSR menguat 24,84 persen ke level Rp 1.910 per saham, dan saham GPRA melonjak 23,97 persen ke level Rp 150 per saham.

Sedangkan saham-saham pencetak top losers yakni saham VICO melemah 24,52 persen ke level Rp 234 per saham, saham SKBM turun 19,35 persen ke level Rp 500 dan saham PLIN turun 17,53 persen ke level Rp 4.000 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,63 persen ke level 25.500, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,09 persen ke level 2.382, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,76 persen ke level 20.080, dan indeks saham Singapura menguat 0,49 persen ke level 3.244.

Sementara itu, indeks saham Shanghai turun 0,17 persen ke level 3.212 dan indeks saham Taiwan melemah 0,07 persen ke level 10.289.

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana mengatakan, ada gangguan sistem informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) turut menganggu transaksi harian saham. Selain itu, ada gangguan tersebut juga menekan IHSG.

"Secara umum ada gangguan turut mempengaruhi transaksi saham. Biasanya transaksi saham Rp 5 triliun-Rp 6 triliun. Ini cukup banyak berkurang," ujar Aditya saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.

Aditya mengatakan, bila kembali terjadi gangguan untuk sistem perdagangan maka bisa kembali tekan IHSG. Hal itu dapat mendorong kekhawatiran investor. Oleh karena itu, Aditya mengharapkan, ada gangguan sistem perdagangan dapat dihindari. "Risiko memang tidak bisa dihindari tapi jangan sampai terjadi lagi," ujar dia.

Selain ada gangguan, menurut Aditya, tekanan IHSG juga didorong dari makro ekonomi. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hampir 3 persen dalam RAPBN-P 2017 dapat menjadi sentimen negatif. "Pelaku pasar cermati risiko defisit APBN. Risiko defisit hampir 3 persen ini triger pasar saham jadi negatif," kata dia.

Akan tetapi, Aditya menilai, selama defisit karena pembiayaan berkualitas dengan utang dipakai untuk belanja produktif seperti pembangunan infrastruktur maka dapat jadi sentimen negatif. Sedangkan dari sentimen eksternal, Aditya menilai, tidak terlalu pengaruhi pasar. Pada pekan lalu, data tenaga kerja Amerika Serikat dirilis dengan pertumbuhan tenaga kerja di sektor non pertanian sekitar 222 ribu pada Juni 2017. Ditambah hasil pertemuan G20. "Sentimen global tidak terlalu impact," ujar dia.

Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi penjelasan mengenai gangguan perdagangan saham yang terjadi pada Senin pagi. Gangguan sendiri terjadi pada awal sesi pertama.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, gangguan terjadi pada pukul 08.52-08.55 WIB. Namun, Tito mengatakan, hal tersebut merupakan gangguan teknis pada penyebaran informasi dari Datafeed. Tito menegaskan, itu bukan gangguan pada sistem perdagangan.

"Tidak ada problem di sistem perdagangan JATS kita. Ada problem di datafeed daripada news. Detilnya moga-moga dalam dalam dua jam kita dapatkan," kata dia di Gedung BEI Jakarta.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya