Investor Mencerna Hasil Pemilu Jerman, Bursa Asia Menguat

Indeks S&P/ASX 200 Australia juga menguat 0,32 persen karena dorongan saham-saham di sektor finansial dan energi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Sep 2017, 08:40 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2017, 08:40 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Senin. Investor tengah mencerna hasil pemilihan umum di Jerman dan juga Selandia Baru.

Mengutip CNBC, Senin (25/9/2017), indeks Nikkei Jepang naik 0,59 persen di awal perdagangan didorong oleh kenaikan saham-saham produsen mobil dan keuangan. Di Korea Selatan, indeks Kospi naik tipis 0,7 persen setelah mengalami tekanan selama empat hari berturut-turut pada pekan kemarin.

Sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia juga menguat 0,32 persen karena dorongan saham-saham di sektor finansial dan energi.

Hasil penghitungan suara menunjukkan, Angela Merkel, terpilih untuk keempat kalinya sebagai Kanselir Jerman. Dalam hitung cepat, Persatuan Demokratik Kristen Jerman (CDU) meraih 32,8 persen. 

Sementara Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) dan Alternatif untuk Jerman (AfD) masing-masing memperoleh 20,4 persen dan 13 persen. Pelaku pasar sedang melihat pengaruh kebijakan-kebijakan yang kemungkinan akan diambil oleh Merkel terhadap bursa di Asia.

Di Selandia Baru juga tengah mengadakan pemilihan umum. Partai Nasional pimpinan Perdana Menteri Selandia Baru Bill English memenangkan pemilihan umum di Selandia Baru.

Sayangnya, jumlah suara yang didapatkan tidak cukup untuk membentuk sebuah pemerintahan tanpa bantuan dari partai politik lain. Oleh karena itu, pelaku pasar sedang melihat sinyal-sinyal bentuk pemerintahan ke depannya.

Di Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat lalu bergerak positif. S&P 500 ditutup naik tipis meski saham Apple turun. Hal ini dipicu, kekhawatiran soal proposal UU Kesehatan AS mulai mereda, begitu juga investor yang mulai menurunkan perhatiannya pada Korea Utara.

"Penghapusan UU kesehatan, fakta bahwa dampak pasar Korea Utara semakin berkurang dan pergerakan Russell 2000," kata Michael Antonelli, managing director, institusional penjualan di Robert W Baird di Milwaukee.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya