Sentimen Ini Bikin IHSG Cetak Rekor ke Posisi 6.025

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 73,35 poin ke posisi 6.025 pada penutupan perdagangan saham Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Okt 2017, 18:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 18:30 WIB
IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tembus ke level tertinggi sepanjang sejarah pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

IHSG ditutup naik 73,35 poin atau 1,23 persen ke posisi 6.025,43. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.025,43 dan terendah 5.961,74. Ada sebanyak 206 saham menguat sehingga dorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 136 saham melemah dan 123 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 351.407 kali dengan volume perdagangan 9,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 113,26 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran 13.576.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham infrastruktur melemah 1,13 persen. Sektor saham industri dasar naik 3,14 persen, dan catatkan penguatan terbesar.

Disusul sektor saham perdagangan naik 2,34 persen, dan sektor saham konstruksi menanjak 2,11 persen.

Penguatan IHSG sudah terjadi sejak Jumat 20 Oktober 2017. Akan tetapi, pergerakan IHSG selama beberapa hari cenderung diseret mendekati zona merah. Akhirnya IHSG pun secara perlahan menggapai level rekor tertinggi sepanjang masa.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, sebenarnya belum terlalu banyak sentimen mendukung penguatan IHSG. Hal itu ditunjukkan dari aliran dana ivnestor asing belum besar dan rupiah berada di kisaran 13.570 per dolar Amerika Serikat.

Akan tetapi, menurut Reza pelaku pasar mengantisipasi laporan kinerja emiten yang diharapkan naik. Sebelumnya emiten bank yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih tumbuh 25,4 persen menjadi Rp 15,1 triliun hingga kuartal III 2017.

Selain itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membukukan laba bersih naik 24 persen menjadi Rp 2 triliun pada kuartal III 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,62 triliun.

Sedangkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencetak laba bersih tumbuh 31,6 persen menjadi Rp 10,16 triliun pada kuartal III 2017.

"Sentimen tidak banyak. Pelaku pasar antisipasi laporan kinerja emiten," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, dari sentimen eksternal juga mendukung IHSG. Ini ditunjukkan dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menguat dengan indeks Dow Jones catatkan rekor tertinggi baru.

"Kemarin bursa saham Amerika Serikat alami penguatan dengan saham big cap, sehingga direspons positif di bursa Asia termasuk IHSG," kata Reza.

Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan. Ia menuturkan, belum ada sentimen kejutan yang mendorong penguatan IHSG.

"IHSG alami kenaikan lanjutan. Dalam 3-4 hari ini lebih akumulasi sentimen positif. Investor confidence," kata Alfred.

Selain itu, Alfred menuturkan, investor melihat sentimen positif dari domestik. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan ekonomi diharapkan masih berada di kisaran lima persen, inflasi di bawah empat persen dan cadangan devisa menguat. Ke depan, Alfred melihat IHSG berpotensi rawan koreksi. Apalagi dalam dua hari ini, IHSG sentuh level tertinggi.

Namun, Alfred melihat penguatan IHSG ini belum menyeluruh. Lantaran penguatan IHSG didorong saham-saham naik signifikan antara lain saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 12,63 persen ke posisi Rp 21.850 per saham, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menguat 9,05 persen ke posisi Rp 34.950 per saham, dan saham PT Bank Mandiri Tbk menanjak 2,56 persen ke posisi Rp 7.000 per saham, dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menanjak 2,18 persen ke posisi Rp 21.050 per saham.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, sektor saham konstruksi dan produsen semen menguat tajam  didorong dari rekor belanja pemerintah yang telah disetujui Rp 2.220 triliun pada 2018. Dengan perkiraan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 5,4 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Tembus Rekor Tertinggi Baru

Sebelumnya gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tembus rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu 25 Oktober 2017, IHSG naik 73,35 poin atau 1,23 persen ke posisi 6.025,43. Indeks saham LQ45 menguat 1,2 persen ke posisi 995,93. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

IHSG sentuh level tertinggi 6.025,43 dan terendah 5.961,74 pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Ada sebanyak 206 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 136 saham melemah dan 123 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 347.506 kali dengan volume perdagangan 8,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,4 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 152 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.575.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham infrastruktur melemah 1,13 persen.

Sektor saham industri dasar naik 3,14 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan menguat 2,34 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 2,11 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya