Aksi Jual Bayangi Laju IHSG

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi lanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Jan 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2018, 06:30 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali lanjutkan pelemahan. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak pada support 6.330 dan resistance 6.385.

IHSG ditutup melemah pada perdagangan kemarin. IHSG turun 0,19 persen ke level 6.373,14. Sektor aneka industri dan infrastruktur menjadi penekan IHSG. Sektor komoditas dan pertanian mengalami penguatan.

"Komoditas masih melayang seiring penguatan harga minyak dunia," kata dia di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Investor asing optimistis pada pasar saham dalam negeri. Itu terlihat dari aktivitas beli bersih.

"Aksi beli investor asing masih terlihat cukup optimis dengan net buy Rp 571,02 miliar dengan saham BBCA yang menjadi top value investor asing," kata dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG akan bergerak di kisaran support 6.349-6.366 dan resistance 6.383-6.386.

Ia menilai, pergerakan IHSG mulai berbalik melemah seiring mulai meningkatnya aksi jual. Meski diharapkan ada penguatan, Reza mengingatkan untuk waspadai aksi ambil untung.

Dia merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Melemah 12,25 Poin pada Perdagangan Kemarin

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah meski sempat menguat di awal sesi perdagangan saham. Aksi beli investor asing belum bantu penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 9 Januari 2018, IHSG susut 12,25 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.373,14. Indeks saham LQ45 melemah 0,28 persen ke posisi 1.083. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 187 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 161 saham menguat. 131 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.402,74 dan terendah 6.351,23.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 391.150 kali dengan volume perdagangan saham 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun. Investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 553,57 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.432.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri turun 1,22 persen, mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,90 persen dan sektor saham manufaktur susut 0,48 persen.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,19 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,12 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,01 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,57 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,13 persen, dan indeks saham Singapura menguat 0,36 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG melemah dipicu aksi ambil untung usai IHSG sentuh rekor tertinggi. Selain itu, nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga kembali melemah. Reza menambahkan, penguatan bursa Asia berkurang juga menekan IHSG.

Investor asing yang melakukan aksi beli juga belum dapat bantu angkat IHSG. "Volume penjualan lebih besar belum mengimbangi aksi beli investor asing sehingga berimbas ke IHSG," ujar Reza.

Sedangkan Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, IHSG konsolidasi wajar. Ini juga lantaran harga komoditas sedikit terkonsolidasi usai menguat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya