Begini Perkembangan Proyek Smelter Antam

Proyek smelter grade alumina dikelola dengan perusahaan patungan yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Inalum dan Chinalco.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Jan 2018, 23:21 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2018, 23:21 WIB
smelter-131216c.jpg
Ilustrasi smelter (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Proyek pengolahan bauksit menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) yang dikelola oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, diharapkan dapat selesai untuk studi kelayakan dari bank pada April 2018.

Smelter Grade Alumina itu sendiri dikelola dengan konsep perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) yang melibatkan tiga perusahaan, yakni Antam, Alumunium Corporation of China Ltd. (Chinalco), dan PT Inalum.

Direktur Utama PT Antam Tbk Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, proyek SGA tersebut masih dalam tahap studi kelayakan bank. Dia mengharapkan proyek itu dapat dibereskan pada April tahun ini.

"Masih bankable feasibility study, kami harapkan April ini seharusnya selesai. Kalau bagus hasilnya kami harapkan sudah mulai groundbreaking," papar dia di Jakarta, Senin (29/1/2018).

Terkait lahan proyek, Arie menuturkan pihaknya sudah melakukan pembebasan lahan. "Kami sudah mulai pembebasan lahan, cuma secara progres belum tahu persisnya," ujar dia.

"Tapi kita sudah mulai dari beberapa waktu lalu, jadi tinggal menunggu proyeknya saja karena memang sedang menunggu hasil kelayakan perbaikan harga komoditas. Dan kebetulan sekarang kan harga komoditas membaik tahun ini," tambah dia.

Perihal pendanaan, dia menjelaskan itu akan berdasarkan penyertaan saham dari ketiga pihak yang terlibat dalan JV, yaitu Antam, Chinalco dan Inalum.

"Saham kita (Antam) sih nanti 30 persen, mungkin Inalum 40 persen dan Chinalco 30 persen. Jadi untuk pembiayaan itu sesuai dengan porsi kepemiikan saham saja," pungkas Arie.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Antam Kucurkan Pinjaman

Komoditas Bauksit Naik 187%, Catatan Manis Antam di Akhir Tahun
Kinerja penjualan komoditas nikel, emas dan bauksit mencatatkan kenaikan year on year. Bahkan Bauksit mengalami peningkatan hingga 187%.

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) beri pinjaman US$ 34,55 juta atau sekitar Rp 460,23 miliar kepada PT Indonesia Chemical Alumina.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 29 September 2017, pemberian pinjaman itu untuk memenuhi kewajiban anak usaha PT ICA kepada Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan bank komersial. PT Aneka Tambang Tbk atau Antam sebagai pemegang saham bertanggung jawab untuk membantu ketersediaan kas PT ICA.

PT Aneka Tambang Tbk menyatakan, bila perseroan tidak memberikan dukungan keuangan kepada PT ICA, akan menjadi wanprestasi PT ICA karena tidak memenuhi kewajibannya membayar pinjaman jatuh tempo kepada JBIC dan bank komersial sesuai yang tertera dalam common terms agreement (CTA).

Pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember, ICA memiliki pinjaman jangka panjang yang belum dibayar dari Japan Bank for International Cooperation, Mizuho Bank Ltd, dan Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd.

Adapun pinjaman senilai US$ 34,55 yang diberikan memiliki suku bunga sebesar LIBOR (floating rate)+3,25 persen per tahun.

Seperti diketahui, ICA merupakan pionir industri CGA di Indonesia dengan wilayah operasi di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat yang mengolah bijih bauksit menjadi CGA.

ICA berkapasitas produksi sebesar 300.000 ton CGA per tahun dengan menggunakan bayer process, dengan teknologi bayer process dimiliki oleh SDK.

Target pasar produk CGA yaitu pasar ekspor dan domestik di Indonesia. ICA memproduksi produk chemical dalam bentuk aluminium hydroxide yang digunakan industri aluminium.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya