Liputan6.com, Jakarta - S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot pada penutupan perdagangan saham Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani aturan tarif impor baja pada pekan lalu. Sedangkan Nasdaq naik karena dorongan saham-saham teknologi.
Mengutip Reuters, Selasa (13/3/2018), Dow Jones Industrial Average turun 157,13 poin atau 0,62 persen menjadi 25.188,61. Untuk S&P 500 kehilangan 3,55 poin atau 0,13 persen menjadi 2.783,02. Sedangkan Nasdaq Composite naik 27,52 poin atau 0,36 persen menjadi 7.588,33.
Saham Boeing Co turun 2,9 persen dan Caterpillar Inc melemah 2,4 persen karena mendapat tekanan atas sikap proteksi Donald Trump terhadap impor baja dan aluminium.
Advertisement
Baca Juga
Alasannya, aturan memberikan tarif bea yang tinggi untuk produk baja dan aluminium tersebut dapat meningkatkan biaya dan menghambat penjualan perusahaan.
"Perusahaan industri multinasional besar di dunia semua terpukul dengan kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi sasaran sanksi pembalasan," kata direktur Per Stirling Capital Management, Austin, AS, Robert Phipps.
Kekhawatiran akan adanya perang tarif tersebut meluruhkan optimisme pelaku pasar dengan adanya perbaikan angka ekonomi berupa kenaikan upah yang bisa mendorong kenaikan suku bunga acuan Bank sentral AS lebih cepat dari perkiraan awal.
Berbeda, Nasdaq mampu menguat karena dorongan dari saham-saham teknologi. Kenaikan terbesar dibukukan oleh saha perusahaan Broadcom Ltd usai menolak tawaran akusisi dari perusahaan pembuat chip grafis Qualcomm Inc. Saham Broadcom menguat 3,6 persen sementara saham Qualcomm flat.
Sedangkan saham Micron Technology naik 8,8 persen menjadi US$ 59,37 setelah analis Nomura menaikkan target saham mereka menjadi US$ 100.
Teken Tarif Impor
Untuk diketahui, pada pekan lalu Presiden Trump merealisasikan janji kampanyenya. Salah satunya dengan menandatangani tarif impor baja dan aluminium.
Akan tetapi, Trump membeaskan Kanada dan Meksiko dari tarif tersebut. Tarif impor dikenakan sebesar 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk aluminium.
AS kemungkinan juga mengecualikan sekutu lain. Rencananya tarif tersebut mulai berlaku dalam 15 hari. Pengenaan tarif tersebut dinilai merupakan masalah penting untuk keamanan nasional dan domestik.
Selain pengecualian untuk kedua mitra NAFTA, Gedung Putih juga akan memberikan kesempatan kepada negara-negara lain untuk membenarkan mengapa mereka tidak boleh disertakan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement