Perang Dagang AS dan China Memanas, Bursa Saham Asia Terkapar

Bursa saham Asia terkoreksi karena terimbas anjloknya Wall Street akibat kekhawatiran perang dagang AS dan China.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Mar 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia terkoreksi pada perdagangan Jumat (23/3/2018), mengekor anjloknya pasar saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Tekanan ini merupakan imbas dari kekhawatiran perang dagang antara AS dan China.

Mengutip CNBC hari ini, indeks saham Nikkei Jepang terperosok 2,97 persen. Sedangkan indeks Topix tercatat turun tajam 2,43 persen.

Sebanyak 33 sektor saham diperdagangkan merosot. Sektor saham material dan keuangan memimpin pelemahan. Eksportir besar pun merugi. Saham Toyota jatuh 2,57 persen dan saham Sony anjlok 3,02 persen.

Sementara itu, indeks saham Kospi Korea Selatan terseret ke bawah dengan pelemahan 2,09 persen. Saham perusahaan teknologi buntung, seperti Samsung Electronics dengan catatan penurunan tajam 2,67 persen.

Saham produsen baja, Posco rontok 2,79 persen. Tetapi Hyundai Steel dan Seah Steel masing-masing 0,79 persen dan 2,69 persen. Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mendapat penangguhan sementara bea masuk impor baja oleh Amerika Serikat.

Bergerak ke Australia, indeks saham S&P/ASX 200 tergelincir 1,68 persen. Seluruh sektor saham berada di zona merah. Saham perusahaan tambang, Rio Tinto turun signifikan 4,31 persen, dan saham BHP susut 3,6 persen.

Saham produsen minyak pun ikut terkena imbas pelemahan menyusul penurunan harga minyak dunia tersengat sentimen khawatir perang dagang yang memukul Wall Street.

 

Kekhawatiran Perang Dagang Mengguncang

Donald Trump Tinjau Tembok Prototipe di San Diego
Presiden AS, Donald Trump meninjau prototipe tembok perbatasan AS dan Meksiko yang kontroversial di San Diego, Selasa (13/3). Prototipe tembok perbatasan Trump memiliki tinggi sekitar 9 meter, dengan puncak yang tebal dan bundar. (MANDEL NGAN / AFP)

Bursa saham AS tersapu setelah Presiden Donald Trump menandatangani memorandum yang menerapkan tarif impor atas produk-produk China ke AS senilai US$ 60 miliar.

Tarif bea masuk atas impor produk China, lebih kepada barang-barang teknologi karena dianggap mencuri kekayaan intelektual. Pengenaan tarif tersebut dimaksudkan untuk membuat efek jera.

Sebelumnya, Trump memberlakukan pengenaan bea masuk pada baja dan aluminium impor, masing-masing sebesar 25 persen dan 10 persen.

Meski ada beberapa negara yang dibebaskan dari kebijakan tersebut, namun pelaku pasar khawatir ada aksi balas dendam dari mitra dagang AS yang bisa menimbulkan perang dagang.

 

 

China 'Balas Dendam'

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Atas keputusan tersebut, China tidak tinggal diam. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu membidik 128 produk AS yang bisa dikenakan tarif impor.

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), indeks utama Wall Street, yakni Dow Jones anjlok 2,93 persen atau 724,42 poin ke level 23.957,89. Sedangkan indeks saham utama lain mencatat penurunan tajam lebih dari dua persen.

Senasib, bursa saham Eropa juga merosot, dengan indeks saham Eropa STOXX melemah 1,55 persen dan FTSE 100 turun 1,23 persen. Sementara dolar AS tertekuk atas Yen Jepang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya