Liputan6.com, Jakarta - Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah saham-saham di sektor energi, teknologi dan barang konsumsi.
Mengutip Reuters, Rabu (27/6/2018), Dow Jones Industrial Average naik 30,31 poin, atau 0,12 persen, menjadi 24.283,11. Untuk S&P 500 naik 5,99 poin atau 0,22 persen menjadi 2.723,06. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 29,62 poin atau 0,39 persen menjadi 7.561,63.
Saham sektor energi memimpin penguatan di antara 11 sektor utama dalam S & P 500 dengan naik 1,4 persen. Pendorongnya adalah langkah dari pemerintah AS yang meminta kepada sekutu untuk menghentikan impor minyak mentah Iran sehingga mengangkat harga minyak lebih dari 2 persen.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, saham sektor teknologi juga menjadi pendorong kenaikan Wall Street usai Pemerintah AS mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak akan membatasi invesatasi asing di sektor teknologi. Saham Apple Inc naik 1,2 persen, menghentikan penurunan tiga hari beruntun.
Tiga dari empat saham yang tergabung dalam kelompok FANG, berbalik arah dan pemimpin momentum di S&P 500. Facebook Inc naik 1,4 persen, saham Amazon.com Inc bertambah 1,7 persen, dan saham Netflix Inc naik 3,9 persen.
Sedangkan saham Google atau Alphabet mengakhiri sesi lebih rendah dengan turun 0,6 persen.
Analis TD Ameritrade, Chicago, J.J. Kinahan menjelaskan bahwa investor Wall Street sudah tidak merasa khawatir lagi dengan berbagai sentimen yang ada "Mereka mencoba membalikkan yang terjadi sebelumnya," jelas dia.
Â
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Perdagangan Sebelumnya
Pada transaksi sehari sebelumnya, sengketa perdagangan yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya memukul Wall Street.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melalui pesan di Twitter, menuliskan jika kebijakan pembatasan akan berlaku, tidak secara khusus untuk China, tetapi bagi semua negara yang mencoba mencuri teknologi AS.
Namun indeks utama Wall Street hanya memangkas kerugian setelah penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, menunjukkan sikap yang lebih lunak terkait pembatasan investasi melalui sebuah wawancara dengan CNBC.
Para investor mengatakan komentar Navarro agak meyakinkan tetapi masih meninggalkan ketidakpastian tentang hubungan perdagangan.
"Hal itu membantu, tetapi itu menunjukkan sinyal yang bertentangan dari pemerintah. Jadi situasinya tetap tidak tenang," kata Jim Awad, Direktur Pelaksana Senior Hartland & Co di New York.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement