Investor Ritel Domestik Meningkat Topang Pasar Modal RI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk melaporkan kinerja perseroan selama 2017 pada Jumat 29 Juni 2018.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Jun 2018, 20:39 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 20:39 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk melaporkan kinerja perseroan selama 2017 pada Jumat 29 Juni 2018.

Hasilnya, pasar modal Indonesia tercatat mengalami kemajuan berarti dari segi jumlah perusahaan tercatat, penambahan jumlah investor aktif, serta penguatan ketahanan pasar.

Menurut laporan BEI, pasar modal dalam negeri pada 2017 mencatat rekor tertinggi dalam hal kapitalisasi pasar, yakni sekitar Rp 7.052 triliun. Begitu pula indeks pasar sebesar 6.355,65 poin, transaksi pasar dari segi volume (11,95 miliar unit saham per hari), nilai (Rp 7,6 triliun per hari), maupun frekuensi perdagangan yang sebanyak 312,48 ribu kali transaksi.

Mantan Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan, keberhasilan capaian tersebut antara lain dipicu oleh ekspansi basis investor ritel domestik.

"Ekspansi basis investor ritel domestik itu berkat upaya Pasar Modal Indonesia menjangkau calon investor baru dari segala lapisan masyarakat untuk berinvestasi di BEI," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/6/2018).

Selain menjadi wahana investasi masyarakat, pasar modal juga disinyalir semakin memiliki peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha.

Pencatatan penawaran perdana saham telah berhasil dilakukan oleh 37 perusahaan sepanjang tahun kemarin, yang merupakan capaian tertinggi selama 23 tahun terakhir dengan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp 9,56 triliun.

Bila ditambah dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan konvensi waran, maka pencatatan efek bersifat ekuitas sepanjang 2017 menghimpun dana sejumlah Rp 85,78 triliun, atau naik 13,23 persen dari 75,76 triliun pada 2016. Di sisi lain, aktivitas pencatatan obligasi mencatat penghimpunan dana mencapai Rp 726,03 triliun atau meningkat 21,5 persen dibanding 2016.

Sepanjang 2017, total penghimpunan dana dari pencatatan saham dan obligasi telah menyentuh angka Rp 812 triliun, yang merupakan jumlah terbesar sepanjang sejarah pertumbuhan pasar modal di Indonesia.

BEI juga memperoleh pendapatan usaha Rp 1,2 triliun serta memperoleh laba bersih Rp 310 miliar. Jumlah kas dan setara kas terjaga pada kisaran Rp 2,4 triliun dan nilai ekuitas meningkat menjadi Rp 3,6 triliun di akhir 2017.

Lewat upaya BEI meningkatkan infrastruktur pasar modal, itu pun telah berbuah dengan memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 Quality Management dan ISO 27001:2013 Sistem Manajemen Keamanan Informasi. 

Prestasi lain yang tak kalah pentingnya pada tahun lalu, BEI juga dinobatkan sebagai salah satu perusahaan Asia terbaik untuk tempat bekerja oleh HR Asia.

 

BEI Incar Pertumbuhan Investor 15 Persen

Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Peserta mengikuti kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi ini diharapan dapat menumbuhkan ketertarikan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021 akan melanjutkan serta mengembangkan program literasi pasar yang digagas jajaran direksi sebelumnya. BEI telah sosialisasi program Yuk Nabung Saham pada periode 2015-2018.

Lewat program tersebut, ditargetkan dapat meningkatkan jumlah investor dan investasi baru sebesar 15-20 persen. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menegaskan, pihaknya akan melanjutkan berbagai program bagus yang telah digagas oleh jajaran direksi sebelumnya, serta menyempurnakannya dengan melihat potensi pasar.

"Kita lanjutkan yang bagus, kita coba lakukan penyempurnaan dengan melihat potensi pasar dan lokasinya. Jadi tidak semua daerah mungkin kita lakukan dengan cara yang sama," ujar dia di Jakarta, Jumat 29 Juni 2018.

Dengan begitu, ia melanjutkan, investor bisa tumbuh hingga 15 persen. Kemudian jumlah investasi meningkat 20 persen. Menurut catatan BEI, jumlah investor pasar modal sejauh ini telah mencapai 1,12 juta single investor identifikasinya (SID). Adapun optimalisasi fungsi pengembangan wilayah dan jangkauan BEI hingga akhir 2017, telah mencakup 324 galeri investasi, 29 kantor perwakilan dan 6 pusat informasi Go Public.

BEI akan lebih memilih untuk melakukan literasi edukasi terkait pasar modal kepada masyarakat. BEI memiliki dua tujuan utama dalam memperkenalkan kegiatan transaksi pasar modal.

"Pertama adalah literasi edukasi, yang mana itu memang menyasar target yang lebih luas, termasuk mahasiswa di dalamnya," ujar dia.

"Tapi untuk program-program yang mengarah langsung kepada inklusi, investor warung yang aktif, kemudian enggament terhadap investor yang selama ini sudah ada dan ingin mendapatkan alternatif produk lainnya, itu lebih tepat bukan di areanya mahasiswa tadi," tambah dia

Dia menyebutkan, secara target jumlah penarikan investor baru dari program Yuk Nabung Saham, angkanya kurang lebih akan sama yakni sekitar 7 ribu orang. Namun, ia menekankan, bakal lebih peduli dengan bentuk dan cara penerapan kampanye tersebut.

"Jadi nanti setiap kegiatan akan betul-betul selektif, kemudian targetnya betul-betul menyasar peta potensi yang sudah kita miliki. Jadi jumlah kemungkinan tidak akan begitu banyak berubah, bisa jadi berkurang, karena tadi kita melihat tujuan investor itu bertransaksi," pungkas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya