Simak 5 Emiten yang Masuk Jajaran Saham Teraktif

Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar saham masuk indeks LQ45 atau 45 saham paling likuid di BEI.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jul 2018, 09:45 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2018, 09:45 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis daftar saham masuk indeks LQ45 atau 45 saham paling likuid di BEI. Rilis daftar saham tersebut untuk periode Agustus 2018-Januari 2019.

Lima saham yang baru masuk di jajaran saham paling likuid di BEI antara lain saham PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Medco Energi Tbk (MEDC).

Dari lima saham tersebut, tiga saham bergerak di sektor tambang, minyak dan gas. Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai, tiga saham tersebut masuk jajaran saham LQ45 lantaran ada kenaikan volume perdagangan dan diminati pelaku pasar. Apalagi emiten tersebut juga didukung kinerja fundamental baik lantaran harga komoditas membaik terutama harga minyak dan batu bara.

"Harga komoditas cenderung stabil, dan saya rasa mendukung (emiten tambang dan migas-red). Sahamnya likuid sehingga volume meningkat diikuti market cap. Saham tersebut juga favorit pelaku pasar," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (26/7/2017).

Sedangkan saham INKP masuk indeks LQ45 menurut Nafan didukung dari kinerja ekspor Indah Kiat Pulp and Paper. Perseroan menurut Nafan mampu tembus pasar ekspor ke Uni Eropa. "Indah Kiat juga terkait komoditas terkait kertas karena ada permintaan naik tapi suplai terbatas,” tutur Nafan.

Nafan menilai, pergerakan harga minyak menguat akan jadi katalis positif untuk saham tambang dan migas yang baru masuk indeks LQ45. Ia pun menargetkan harga saham ITMG dalam jangka panjang 32.525, saham MEDC 1.200, dan saham ELSA untuk jangka menengah hingga panjang di level 420.

Seiring rilis daftar saham LQ45, saham yang baru masuk catatkan kenaikan pada perdagangan saham Rabu 25 Juli 2018. Saham BKSL naik 9,68 persen ke posisi  136. Total frekuensi perdagangan saham 9.526 kali dengan nilai transaksi Rp 67,7 miliar.

Saham INKP melonjak 4,19 persen ke posisi 18.650 dengan total frekuensi perdagangan saham 5.803 kali. Nilai transaksi harian saham Rp 275,4 miliar. Saham MEDC stagnan di posisi 925 dengan total frekuensi perdagangan saham 4.274 kali. Nilai transaksi Rp 39 miliar.

Saham ITMG menguat 4,15 persen ke posisi 26.350 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 3.354 kali dengan nilai transaksi Rp 58,1 miliar. Saham ELSA meroket 7,74 persen ke posisi 362 per saham dengan total frekuensi perdagangan saham 6.976 kali. Nilai transaksi harian saham Rp 58,1 miliar.

Sedangkan lima saham yang dikeluarkan dari indeks saham LQ45 antara lain PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Hanson Internasional Tbk (MYRX), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).

 

IHSG Naik Terbatas

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu 25 Juli 2018, IHSG naik tipis 2,04 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.933,88. Indeks saham LQ45 melemah 0,28 persen ke posisi 936,47. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 185 saham melemah sehingga mendorong IHSG tidak mampu naik signifikan. 190 saham menguat dan 117 saham diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG bergerak di posisi tertinggi 5.947,50 dan terendah 5.923,20. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 411.030 kali dengan volume perdagangan 10,2 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 50,35 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.453.

Sebagian besar sektor saham menghijau dengan sektor saham aneka industri naik 2,67 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham tambang mendaki 1,44 persen dan sektor saham perdagangan menguat 1,19 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham ENRG melonjak 34,92 persen ke posisi Rp 170 per saham, saham SKYB melonjak 34,28 persen ke posisi Rp 258 per saham, dan saham MLPT mendaki 24,29 persen ke posisi Rp 870 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham AKSI turun 21,89 persen ke posisi Rp 264 per saham, saham TRUS tergelincir 11,68 persen ke posisi Rp 189 per saham, dan saham APII susut 9,62 persen ke posisi Rp 188 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,90 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,46 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,95 persen, dan indeks saham Singapura naik 1,06 persen. Indeks saham Singapura catatkan kenaikan terbesar.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,31 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,07 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,27 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG tidak terlalu signifikan pada Rabu pekan ini dibandingkan hari sebelumnya.

Padahal nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Harga komoditas dunia juga menguat.

"Kemungkinan besar adalah para pelaku pasar masih cenderung memilih wait and see. Padahal sejauh ini, stabilitas fundamental ekonomi dalam negeri masih terjaga dengan efektif, dan terdapat beberapa emiten mengalami hasil positif pada kinerja laporan keuangan kuartal II 2018," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya