Rupiah di Posisi 15.179 per Dolar AS, IHSG Menguat 32,43 Poin

Bursa saham Asia kompak menguat juga dorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona hijau pada perdagangan Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Okt 2018, 09:18 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2018, 09:18 WIB
IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,33% atau 18,94 poin ke level 5.693,39, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di awal sesi perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal tersebut ditopang bursa saham Asia yang menguat dan nilai tukar rupiah yang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (17/10/2018), IHSG menguat 32,43 poin atau 0,56 persen ke posisi 5.823,25. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menanjak 41,53 poin atau 0,73 persen ke posisi 5.843.

Indeks saham LQ45 menguat 0,58 persen ke posisi 922,50. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat. 169 saham mendaki sehingga mengangkat laju IHSG. 28 saham melemah dan 89 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.847,14 dan terendah 5.826,39.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 25.196 kali dengan volume perdagangan saham 581 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 422,7 miliar. Investor asing beli saham Rp 21,94 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 15.179.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham barang konsumsi melemah 0,22 persen. Sektor saham infrastruktur menanjak 0,98 persen, dan catatkan penguatan terbesar di antara sektor saham lainnya. Selain itu, sektor saham tambang menguat 0,97 persen dan sektor saham industri dasar mendaki 0,66 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham SURE naik 17,53 persen ke posisi Rp 1.140 per saham, saham DIGI menanjak 12,94persen ke posisi Rp 1.135 per saham, dan saham PBSA menguat 13,87 persen ke posisi Rp 780 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MTLA merosot 6,74 persen ke posisi Rp 360 per saham, saham LMSH turun 6,25 persen ke posisi Rp 525 per saham, dan saham RICY tergelincir 4,82 persen ke posisi Rp 158 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 1,23 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,53 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,44 persen, indeks saham Singapura menguat 1,59 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,99 persen.

Prediksi Analis

Ilustrasi IHSG 2
Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak melemah pada perdagangan saham Rabu 17 Oktober 2018. Meski begitu, IHSG masih dalam rentang koreksi wajar.

Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), IHSG masih akan berusaha menggeser rentang konsolidasi. Sebab itu, IHSG baru menunjukkan penguatan (uptrend) hanya di waktu jangka panjang saja.

Dalam momentum koreksi wajar ini, William menyarankan investor agar melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang. "Pada hari ini proyeksi IHSG di range 5.621-5.872," kata dia.

Seirama, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi melihat IHSG masih akan tersungkur dengan support resistance 5760-5842.

Ini berlainan dimana saham-saham bursa Asia mayoritas ditutup menghijau menguat seperti indeks Nikkei naik 1.25 persen, TOPIX naik 0.74 persen dan HangSeng naik 0.075 persen. Sedangkan CSI tercatat turun 0.81 persen pada sesi kedua cukup dalam.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada juga mengatakan, pelemahan mata uang rupiah turut menekan IHSG untuk melaju di zona hijau.

Ia pun berharap aksi jual tidak membesar agar tidak menambah tekanan pada IHSG. "Tetap waspadai pelemahan lanjutan" ujarnya.

Adapun saham-saham sektor yang laik diburu investor pada hari ini sebagai berikut:

Analis William mencermati saham PT H M Sampoerna Tbk (HMSP), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan juga PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Kemudian Lanjar memilih saham PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Japfa Tbk (JPFA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), serta PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya