Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan LafargeHolcim akhirnya mengumumkan perjanjian jual beli bersyarat untuk mengambilalih 80,6 persen saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Perjanjian jual beli bersyarat itu dilakukan pada 12 November 2018.
Lalu bagaimana dampak aksi korporasi tersebut terhadap harga saham PT Semen Indonesia Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk?
Berdasarkan data RTI pukul 11.23 WIB, Selasa (13/11/2018), saham PT Holcim Indonesia Tbk naik 5,51 persen atau 105 poin ke posisi Rp 2.010 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 5.630 kali dengan nilai transaksi Rp 104,6 miliar. Saham SMCB sempat berada di level tertinggi 2.100 dan terendah 1.940 per saham.
Advertisement
Baca Juga
Sepanjang tahun berjalan 2018, saham SMCB melonjak signifikan. Saham SMCB melonjak 128,14 persen. Total frekuensi perdagangan saham 160.688 kali dengan nilai transaksi Rp 2 triliun.
Sementara itu, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) hanya naik terbatas dan sempat melemah di awal sesi perdagangan. Saham SMGR dibuka melemah 75 poin dari penutupan perdagangan Senin kemarin di posisi 9.150 per saham. Namun, saham Semen Indonesia perlahan-lahan menguat terbatas. Saham SMGR naik 0,82 persen ke posisi Rp 9.225 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.232 kali dengan nilai transaksi Rp 62 miliar.
Sepanjang tahun berjalan 2018, saham SMGR turun 7,58 persen ke posisi Rp 9.150 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 573.650 kali dengan nilai transaksi Rp 15,6 triliun.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji, mengatakan, saham SMCB menguat didorong pelaku pasar respons positif pengumuman Semen Indonesia ambil alih saham Holcim Indonesia. Diharapkan dapat menggenjot kinerja Holcim Indonesia ke depan.
Akan tetapi, bila melihat secara teknikal, Nafan menuturkan, saham SMCB sudah memasuki aksi ambil untung. Hal ini lantaran level resistance saham SMCB berada di posisi 2.100.
"Level 2.100 tersebut merupakan level resistance saham Holcim Indonesia dan masuk aksi ambil untung,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia pun merekomendasikan tak perlu akumulasi beli saham Holcim Indonesia. Sedangkan saham Semen Indonesia akumulasi saham beli. "Target harga saham Semen Indonesia untuk menengah hingga panjang di posisi 10.075 dan 10.900," tutur dia.
Semen Indonesia Caplok 80,6 Persen Saham Holcim
Sebelumnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales & Purchase Agreement) untuk mengambil alih sejumlah 6,17 miliar saham atau setara 80,6 persen kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Nilai transaksi pengambilalihan ini senilai USD 917 juta. Angka ini akan disesuaikan berdasarkan kondisi pada saat penyelesaian transaksi pada 12 November pukul 19.00 WIB. Transaksi akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki 4 pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix.
"Pengambilalihan saham Holcim Indonesia ini akan semakin memperkuat posisi Semen Indonesia di pasar domestik," ujar Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso dalam keterangan tertulis, Selasa 13 November 2018.
Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah kepada para stakeholders.
Holcim Indonesia juga telah menerapkan teknologi bahan bakar dari limbah yang nantinya dapat disinergikan secara luas di seluruh fasilitas Semen Indonesia Group, sehingga dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya.
Industri semen di Indonesia masih memiliki tingkat pertumbuhan yang prospektif dan menjanjikan, yang didukung oleh kelanjutan program investasi pemerintah dan swasta, seperti Program Satu Juta Rumah, berbagai proyek infrastruktur pemerintah, berbagai proyek properti yang dikembangkan oleh sektor swasta, serta konsumsi retail.
Hendi melanjutkan, pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik, serta mampu memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia.
Saat ini di Indonesia terdapat 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang sekitar 107 juta ton per tahun, dimana 63 persen dari kapasitas (capacity share) tersebut dikuasai oleh pihak swasta dan pemain asing (global).
“Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham yang transformasional bagi Semen Indonesia Group untuk dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia," kata Hendi.
Hendi menambahkan, akuisisi ini akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas, meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan, serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan dan pemangku kepentingan perusahaan.
Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di Tanah Air.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement