Liputan6.com, Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan menjadi perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara usai akuisisi 6,17 miliar saham atau 80,6 persen saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Perseroan melalui anak usahanya PT Semen Indonesia Industri Bangunan telah melaksanakan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli bersyarat pada 12 November 2018 dengan Holdervin B.V (yang dimiliki oleh LafargeHolcim).
Adapun rencana pengambilalihan akan berlaku efektif apabila seluruh ketentuan dan persyaratan pendahuluan dalam perjanjian pengikatan jual beli bersyarat telah terpenuhi. Perseroan merogoh kocek sekitar USD 917 juta buat akuisisi saham Holcim Indonesia.
Advertisement
Untuk akuisisi saham Holcim Indonesia tersebut, perseroan mengambil pinjaman dari sejumlah bank. Totalnya mencapai USD 1,28 miliar atau sekitar Rp 19,02 triliun. Pinjaman tersebut bertenor 24 bulan.
Baca Juga
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk, Agung Wiharto, menuturkan transaksi itu akan selesai pada akhir 2018. “Signing closing akhir 2018 atau awal 2019,” ujar Agung.
Ia menuturkan, adanya akuisisi tersebut dapat menciptakan sinergi luar biasa terutama soal supply chain, produksi dan pemasaran.
"Kami punya pabrik di Tuban, bagaimana dulu jaraknya antara Jakarta-Tuban. Sekarang ada di Cibinong. Jadi kami bisa sinergikan beberapa yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Aceh bisa konsolidasi. Ini luar biasa sinerginya antara supply chain, marketing," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, dengan akuisisi saham Holcim Indonesia membuka peluang bagi Semen Indonesia untuk meningkatkan diversifikasi produk ke hilir antara lain pengembangan bisnis ready mix concrete.
Perseroan yang merupakan BUMN pertama yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1991 ini juga dapat mendongkrak volume ekspor Semen Indonesia, ke Australia, Asia Selatan dan negara Asia lainnya. "Tahun ini, ekspor Semen Indonesia mencapai 3,1 juta ton," kata dia.
Selain itu, perseroan juga menjadi perusahaan terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas terpasang menjadi 53 juta ton semen. “SI 38,2 juta ton dan LHI 14,8 juta ton,” kata dia.
Perbedaan Nilai Akuisisi
Meski demikian, nilai akuisisi saham PT Holcim Indonesia Tbk ada perbedaan. Dalam keterangan tertulis LafargeHolcim disebutkan pihaknya melepas seluruh saham kepemilikannya 80,65 persen di PT Holcim Indonesia Tbk senilai USD 1,75 miliar atau sekitar Rp 25,97 triliun (asumsi kurs Rp 14.840 per dolar AS).
Divestasi saham yang dilaksanakan termasuk keseluruhan aset operasional LafargeHolcim di Indonesia. PT Holcim Indonesia Tbk mengoperasikan empat pabrik semen, 33 batching plant beton siap pakai, dan termasuk dua tambang agregat.
CEO LafargeHolcim, Jan Jenisch, menuturkan, divestasi ini adalah bagian dari implementasi strategi terbaru LafargeHolcim 2022-Building for Growth.
"Kami berkomitmen untuk mendivestasikan senilai minimum 2 miliar chf hingga 2019. Pengumuman ini merupakan salah satu tonggak penting dalam pencapaian target divestasi dan komitmen kami untuk meningkatkan kinerja keuangan. Penerimaan dari hasil divestasi akan sangat membantu peningkatan debt to ratio dengan target dua kali net debt to recurring ebitda yang diharapkan tercapai pada akhir 2019,” ujar Jan.
Sedangkan PT Semen Indonesia Tbk dalam keterangan tertulis disebutkan nilai akuisisi saham Holcim Indonesia capai USD 917 juta.
"Saham (Holcim-red) yang dimiliki Lafarge 80,6 persen. Hanya saham Holcim 80,6 persen saja nilainya USD 917 juta. Hitungan Lafarge termasuk utang,” kata Agung.
Tender Offer
PT Semen Indonesia Tbk wajib melakukan tender offer usai akuisisi saham PT Holcim Indonesia Tbk. Hal ini seperti dipersyaratkan dalam pasal 7 ayat (1) huruf b POJK 9/2018. Dalam hal ini PT Semen Indonesia Industri Bangunan sebagai anak usaha perseroan sebagai calon pengendali langsung baru dan perseroan sebagai calon pengendali tidak langsung baru pada Holcim Indonesia wajib melaksanakan penawaran tender wajib atas seluruh saham Holcim Indonesia yang dimiliki oleh pemegang saham publik.
"Nanti akan kita lakukan sesuai POJK 9/2018," ujar Agung.
Semen Indonesia Caplok 80,6 Persen Saham Holcim
Sebelumnya, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales & Purchase Agreement) untuk mengambil alih sejumlah 6,17 miliar saham atau setara 80,6 persen kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB).
Nilai transaksi pengambilalihan ini senilai USD 917 juta. Angka ini akan disesuaikan berdasarkan kondisi pada saat penyelesaian transaksi pada 12 November pukul 19.00 WIB. Transaksi akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki 4 pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix.
"Pengambilalihan saham Holcim Indonesia ini akan semakin memperkuat posisi Semen Indonesia di pasar domestik," ujar Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso dalam keterangan tertulis, Selasa 13 November 2018.
Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah kepada para stakeholders.
Holcim Indonesia juga telah menerapkan teknologi bahan bakar dari limbah yang nantinya dapat disinergikan secara luas di seluruh fasilitas Semen Indonesia Group, sehingga dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya.
Industri semen di Indonesia masih memiliki tingkat pertumbuhan yang prospektif dan menjanjikan, yang didukung oleh kelanjutan program investasi pemerintah dan swasta, seperti Program Satu Juta Rumah, berbagai proyek infrastruktur pemerintah, berbagai proyek properti yang dikembangkan oleh sektor swasta, serta konsumsi retail.
Hendi melanjutkan, pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik, serta mampu memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia.
Saat ini di Indonesia terdapat 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang sekitar 107 juta ton per tahun, dimana 63 persen dari kapasitas (capacity share) tersebut dikuasai oleh pihak swasta dan pemain asing (global).
“Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham yang transformasional bagi Semen Indonesia Group untuk dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia," kata Hendi.
Hendi menambahkan, akuisisi ini akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas, meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan, serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan dan pemangku kepentingan perusahaan.
Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di Tanah Air.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement