Shutdown AS Bakal Berakhir, Wall Street Menguat

Wall street menguat seiring investor merespons langkah pemerintah AS akan mengakhiri penutupan pemerintah.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jan 2019, 05:36 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2019, 05:36 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat seiring investor merespons langkah pemerintah AS akan mengakhiri penutupan pemerintahan atau shutdown yang terpanjang dalam sejarah. Pembukaan pemerintahan AS tersebut untuk sementara waktu.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 183,96 poin atau 0,75 persen ke posisi 24.737,2.

Indeks saham S&P 500 menguat 22,43 poin atau 0,85 persen ke posisi 2.664,76. Indeks saham Nasdaq bertambah 91,40 poin atau 1,29 persen ke posisi 7.164,86.

Tiga indeks saham acuan AS menguat dengan indeks saham Dow Jones dan Nasdaq naik dalam lima minggu berturut-turut. Akan tetapi, indeks saham S&P 500 alami kerugian untuk pertama kali pada 2019.

Indeks saham mundur dari posisi tertinggi setelah Presiden AS Donald Trump mengkonfirmasi kalau pihaknya sepakat untuk memajukan rencana pengeluaran sehingga membuka kembali pemerintahan.

Sebelumnya sentimen investor telah goyah dalam beberapa hari terakhir untuk hadapi kegelisahan yang kembali dihidupkan terkait penutupan pemerintahan AS dan negosiasi perdagangan AS-China yang berkepanjangan.

"Karena beberapa ketidakpastian di pasar mulai berkurang, pelaku pasar akan mendapatkan gambaran lebih jelas ke mana arahnya. Berita hari ini tentang berakhirnya penutupan pemerintah jelas meringankan sebagian katalis negatif," ujar Senior Market Strategist for Allianz Investment Management, Charlie Ripley, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (26/1/2019).

Ia menambahkan, kemungkinan besar beberapa ketidakpastian akan bertahan. Ini seiring hanya tindakan sementara untuk mendanai pemerintah saat ini.

Di antara ketidakpastian ini, perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan China terus mengkhawatirkan investor di wall street.

Dengan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss mendekati kesimpulan kalau para pemimpin bisnis telah menyatakan kekhawatiran atas pertempuran tarif. Selain itu, pelaku usaha juga tak suka dengan kebijakan Trump.

Menurut jajak pendapat Reuters terhadap ratusan ekonom di seluruh dunia menilai meningkatnya perang dagang AS-China akan mempertajam pelambatan ekonomi global yang sedang berlangsung.

 

Musim Laporan Keuangan

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sentimen lainnya pengaruhi wall street yaitu musim laporan keuangan. Berdasarkan survei, pendapatan perusahaan pada kuartal IV 2018 berada di posisi tertinggi. 72,3 persen perusahaan mengalahkan harapan analis.

Pada Jumat pekan ini, laporan keuangan yang disampaikan perseroan, salah satunya Starbucks. Perseroan melaporkan penjualan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan konsensus wall street. Saham Starbucks pun naik 3,6 persen.

Perusahaan produk konsumen Colgate-Palmolive Co melaporkan pendapatan kuartal IV yang mengejutkan naik. Akan tetapi, perseroan melaporkan laba menurun pada 2019. Saham Colgate turun 0,6 persen.

Kemudian saham Intel Corp merosot 5,5 persen usai penjualan kuartal IV yang mengecewakan. Akan tetapi, indeks Philadelpia SE Semiconductor naik 2,2 persen usai laba positif dari pembuat chip lainnya.

Volume perdagangan saham di wall street mencapai 7,55 miliar saham. Angka ini lebih rendah dibandingkan selama 20 sesi perdagangan sekitar 7,79 miliar saham.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya