Bursa Asia Rontok, IHSG Tersungkur 51,41 Poin

10 sektor saham melemah sehingga seret lndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada awal perdagangan Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Mar 2019, 09:13 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 09:13 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal sesi perdagangan saham Senin pekan. Hal ini dipicu aksi jual dan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (25/3/2019), IHSG turun 51,41 poin atau 0,79 persen ke posisi 6.473,85.

Pada pembukaan perdagangan saham, IHSG anjlok 68,84 poin atau 1,06 persen ke posisi 6.456,42. Indeks saham LQ45 susut 1,57 persen ke posisi 1.009,81. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 155 saham melemah sehingga menekan IHSG. 48 saham menguat dan 119 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.473,85 dan terendah 6.446,40.

Total frekuensi perdagangan saham 15.042 kali dengan volume perdagangan saham 422,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 262,1 miliar. Investor asing jual saham Rp 3,05 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.230.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham infrastruktur turun 1,66 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Kemudian sektor saham aneka industri tergelincir 1,79 persen dan sektor saham konstruksi merosot 1,63 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham COCO naik 16,19 persen ke posisi Rp 620 per saham, saham GLOB mendaki 13,18 persen ke posisi Rp 498 per saham, dan saham CANI menanjak 9,26 persen ke posisi Rp 236 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SIMA turun 22,62 persen ke posisi Rp 130 per saham, saham PEHA merosot 14,07 persen ke posisi Rp 2.260 per saham, dan saham INKP tergelincir 4,59 persen ke posisi Rp 9.350 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng tergelincir 1,59 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi turun 1,49 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 3,06 persen, dan salah satu bursa saham yang cetak pelemahan terbesar di Asia.

Selanjutnya, indeks saham Shanghai merosot 0,87 persen, indeks saham Singapura susut 1,16 persen dan indeks saham Taiwan turun 3,55 persen dan bukukan pelemahan terbesar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Prediksi Analis

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.502-6.536

Meski dinilai dapat menembus ke level 6.500, penguatan IHSG di bursa saham dipandang masih akan bersifat terbatas. Itu ditopang beberapa saham perbankan yang naik didukung oleh keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga.

"Selain itu, pergerakaan saat ini sudah mendekati resistance upper Bollinger band. Jadi dalam jangka pendek IHSG memang berpeluang terbatas di kisaran 6.502-6.536," ujar Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta, Senin 25 Maret 2019.

Dia pun menambahkan, saham konstruksi maupun perbankan laik untuk dibeli pada perdagangan saham hari ini.

Tetapi, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyanggah kemungkinan IHSG untuk melaju positif.

Katanya, indikator stochastic sudah mendekati area overbought (jenuh beli) sehingga IHSG berpeluang terkoreksi wajar. Menurutnya, IHSG bakal tertekan wajar di rentang 6.480-6.574.

Adapun saham anjuran menurut dia ialah saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), serta PT Garuda Maintanance Facility AeroAsia Tbk (GMFI).

Sedangkan Dennies merekomendasikan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya