Saham Induk Usaha Google Melemah, Wall Street Bervariasi

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dengan indeks saham acuan Nasdaq melemah.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Mei 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2019, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi dengan indeks saham acuan Nasdaq melemah.

Indeks saham Nasdaq tergelincir didorong induk usaha Google, Alphabet tertekan lantaran pendapatan mengecewakan dan saham Apple melemah.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 38,52 poin atau 0,15 persen ke posisi 26.592,91.

Indeks saham S&P 500 naik tipis 2,8 poin atau 0,10 persen ke posisi 2.945,83. Indeks saham Nasdaq merosot 54,01 poin atau 0,66 persen ke posisi 8.095,39.

Tiga indeks saham acuan bukukan penguatan terbaik secara persentase selama bulanan. Penguatan ini terbaik sejak Januari yang mengantar indeks saham S&P 500 dan Nasdaq mencatat penguatan tertinggi dan menolong investor kembali optimistis untuk pasar saham kembali reli.

Sepanjang April 2019, tiga indeks saham acuan wall street yaitu indeks saham Dow Jones naik 2,6 persen, indeks saham S&P 500 mendaki 3,9 persen dan indeks saham Nasdaq bertambah 4,9 persen.

Laporan keuangan yang tidak begitu mengkhawatirkan, data ekonomi positif, dan perkembangan kemajuan pembicaraan negosiasi perdagangan China-AS membantu mengangkat indeks saham acuan.

Di sisi lain, pada perdagangan saham Selasa waktu setempat, saham Alphabet bebani indeks saham Nasdaq dan mencatatkan penguatan terbatas di indeks saham S&P 500.

Saham Alphabet Inc melemah 7,5 persen dan alami penurunan terburuk sejak Januari 2012. Hal itu dipicu usai laporan perseroan mengenai pendapatan melambat dalam tiga tahun.

Sektor jasa komunikasi turun 2,5 persen yang didorong saham Alphabet dan alami penurunan persentase terbesar dalam empat bulan di wall street.

"Sentimen negatif besar pada saat ini yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan beberapa saham teknologi yang besar. Alphabet sudah tertekan dan Apple melemah," ujar Wakil Presiden Direktur BB&T Management, Bucky Hellwig, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (1/5/2019).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Menanti Kebijakan The Fed

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham Apple melemah 1,9 persen selama sesi perdagangan. Kemudian saham Apple berbalik arah menguat dengan naik 4,3 persen usai penutupan. Indeks saham S&P 500 berjangka juga melonjak setelah rilis Apple dan naik 0,4 persen.

Analis juga memperkirakan pendapatan kuartal I menguat tipis usai lebih dari setengah perusahaan S&P 500 melaporkan kinerja keuangan.Sebelumnya diperkirakan turun dua persen pada awal bulan.

Selama sesi perdagangan, saham Pfizer Inc dan Merck masing-masing naik lebih dari dua persen usai produsen obat mengalahkan estimasi.

Sentimen lainnya pengaruhi wall street yaitu soal kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve. The Federal Reserve gelar pertemuan dua hari dan menjadi fokus pelaku pasar.

Adapun indeks saham Dow Jones menguat lebih tinggi dibantu saham Chevron Corp. Saham Chevron naik dua persen usai Warren Buffett Bershire Hathaway Corp berkomitmen untuk Anadarko Petroleum Corp sehingga meningkatkan peluang untuk raih kesepakatan dari Chevron.

Saham General Electric melonjak 4,5 persen usai laba kuartal I 2019 yang naik dan arus kas negatif yang lebih kecil dari yang diharapkan. Saham Mastercar Inc naik setelah perusahaan kalahkan estimasi untuk laba kuartalan. Saham Perrigo Co Plc melemah setelah pemberitahuan revisi dari otoritas pajak mengusulkan kewajiban tambahan.

Investor juga akan memperhatikan dua putaran negosiasi perdagangan AS-China berikutnya. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berharap membuat kemajuan substansial dengan negosiator China.

Volume perdagangan saham wall street tercatat 7,22 miliar saham. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata 20 hari perdagangan terakhir di kisaran 6,56 miliar saham.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya