Menanti Susunan Kabinet, IHSG Dibuka Menguat ke 6.207,88

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Okt 2019, 09:12 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2019, 09:12 WIB
Awal 2019 IHSG
Layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Sejumlah investor juga tengah menunggu susunan kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin periode 2019-2024.

Pada pra pembukaan perdagangan saham Senin (21/10/2019), IHSG berada pada zona hijau dengan naik 15,94 poin atau 0,26 persen ke level 6.207,88. Penguatan berlanjut hingga awal pembukaan, IHSG naik 30,5 poin menjadi 6.222,46.

Indeks saham LQ45 juga naik 0,40 persen ke posisi 978,53. Sebanyak 140 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 41 saham melemah dan 133 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi perdagangan saham 20.266 kali dengan volume perdagangan 178,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 165,1 miliar.

Investor asing jual saham Rp 2,7 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.132.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, keseluruhan berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor infrastruktur yang naik 0,72 persen. Diikuti sektor barang konsumsi menguat 0,69 persen dan perkebunan naik 0,64 persen.

Sementara saham-saham yang menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau antara lain DMMX yang naik 15,65 persen menjadi Rp 266 per saham, ABBA naik 7,65 persen ke Rp 197 per saham dan INAF naik 7,41 persen ke Rp 1.160 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain CTTH turun 8,33 persen ke Rp 88 per saham, MYTX turun 3,23 persen menjadi Rp 60 per lembar saham dan ANDI turun 3,07 persen ke Rp 1.580 per saham.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dibayangi Sentimen Global, IHSG Berpeluang Terkoreksi

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tertekan mengawali awal pekan, hari ini.

Direktur Utama Investa Sarana Mandiri Hans Kwe menuturkan, IHSG berpotensi terkonsolidasi melemah dengan support di level 6.143-6.318.

"Pasar masih akan mencermati kesepakatan perang dagang antara AS dan China. Minggu lalu pasar di warnai harapan yang turun naik terkait kesepakatan perang dagang," tutur dia dalam risetnya Senin (21/10/2019).

Sementara itu, menurutnya pasar kini menjadi kawatir karena Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kenaikan tarif desember terhadap produk China akan dilakukan jika kesepakatan tidak tercapai.

"Pejabat AS dan China mengatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kesepakatan dapat dicapai. China masih menginginkan adanya putaran pembicaraan selanjutnya, sebelum Presiden Xi Jinping menandatangi fase pertama kesepakatan," ujarnya.

Seirama, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan IHSG pada hari masih akan diwarnai oleh sentimen global.

"Selain sentimen global, pergerakan indeks masih akan dipengaruhi oleh rilis beberapa data perekonomian dan juga aksi profit taking," kata dia.

Di tengah pelemahan ini, pihaknya memproyeksi IHSG akan terkoreksi di rentang support 6.167-6.180 dan resistance 6.202-6.123.

Beberapa saham rekomendasi dari analis hari ini ialah saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Kemudian saham PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), hingga saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya