Liputan6.com, Jakarta - Belanja modal PT Timah Tbk (TINS) meningkat menjadi Rp 1,9 triliun pada 2021.Dengan dana tersebut, emiten dengan kode TINS ini mengaku memiliki beberapa rencana bisnis yang mampu menunjang kinerja perusahaan secara optimal.
"Terdapat beberapa rencana strategis, di antaranya intensifikasi eksplorasi, meningkatkan produksi & penjualan logam timah,menerapkan advance technology dalam kegiatan operasional perusahaan dan mengoptimalkan pengelolaan dana perusahaan," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk (TINS) Muhammad Zulkarnaen kepada Liputan6.com, Senin (18/1/2021).
Selain empat rencana tersebut, TINS juga akan meningkatkan kapabilitas SDM di seluruh rantai nilai dan optimalisasi sinergi dengan holding pertambangan.
Advertisement
Baca Juga
"Produksi logam kami targetkan kisaran di atas 50 ribu, penjualan sekitar 92 persen dari produksi," ujar Zulkarnaen.
Saat disinggung kinerja perseroan pada 2021, TINS menegaskan bila konsumsi timah dunia akan meningkat hingga 3,6 persen pada 2021.
"Pertumbuhan konsumsi logam timah dunia pada tahun 2021 diprediksi naik 3,6 persen sebesar 353.900 Mton dibandingkan pada tahun 2020 sebesar 341.650 Mton. Kami menargetkan peningkatan produksi dan penjualan yang lebih tinggi dari pencapain tahun 2020," ujar dia.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Belanja Modal PT Timah Tbk Rp 1,9 Triliun, untuk Apa Saja?
Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS), akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga mencapai Rp1,9 triliun pada 2021.
"Total capex Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2021 sebesar kurang lebih Rp1,9 triliun. Capex tersebut bersumber dari dana perusahaan dan penggunaan long term financing," kata Sekretaris Perusahaan Timah Muhammad Zulkarnaen kepada Liputan6.com, Senin, 18 Januari 2021.
Dari belanja modal tersebut, Zulkarnaen mengaku bila sebagian besar dana yang digelontorkan akan digunakan untuk investasi. Selain itu, peluasan kapasitas serta meningkatkan produksi menjadi target utama yang akan dijalankan.
"Rencananya akan digunakan untuk biaya investasi di Timah dan Anak Perusahaan dengan prosentase 94 persen-96 persen. Di Timah sendiri biaya terbesarnya dialokasikan untuk perluasan kapasitas untuk meningkatkan produksi, sisanya untuk pengembangan usaha," ujarnya.
Meningkat dibandingkan 2020, belanja modal yang disiapkan TINS tahun lalu hanya sebesar Rp1,5 triliun. Hal itu tak terlepas dari prediksi konsumsi timah secara global yang akan meningkat.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 18 Januari 2021, saham PT Timah Tbk (TINS) merosot 6,84 persen ke posisi Rp 2.180 per saham. Saham TINS sempat berada di level tertinggi Rp 2.350 dan terendah Rp 2.180 per saham. Nilai transaksi Rp 403,2 miliar.
Â
Advertisement