Aksi Ambil Untung Investor Tekan Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia tertekan jelang akhir pekan. Investor dinilai merealisasikan keuntungan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Jan 2021, 17:47 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2021, 17:46 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Jumat, (22/1/2020). Saham perusahaan minyak CNOOC alami penurunan tajam .

Di bursa Hong Kong, saham CNOOC merosot 5,57 persen. Penurunan itu setelah MSCI mengumumkan akan hapus perusahaan di MSCI ACWI dan indeks saham MSCI China.

Departemen Perdagangan di Amerika Serikat (AS) di bawah mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah menambahkan CNOOC ke daftar perusahaam yang terbatas untuk menerima barang-barang tertentu dibuat di AS.

Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 1,6 persen ke posisi 29.447,85. Indeks saham China bervariais dengan indeks saham Shanghai turun 0,4 persen ke posisi 3.606,75. Indeks saham Shenzhen merosot 0,69 persen ke posisi 15.628,73. Demikian dilansir dari CNBC,Jumat pekan ini.

Di Jepang, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,44 persen ke posisi 28.631,45. Indeks saham Topix melemah 0,21 persen ke posisi 1.856,64.

Indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,64 persen ke posisi 3.140,63. Indeks saham Australia turun 0,34 persen ke posisi 6.800,40. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,92 persen.

Mengutip Antara, analis prediksi kerugian pada Jumat, 22 Januari 2021 hanya sebentar ketika mereka memprediksi kenaikan kuat dalam pertumbuhan global yang didukung oleh rekor suku bunga rendah di seluruh dunia.

"Tahun 2021 dimulai dengan ekspektasi pembukaan kembali (penguncian) di paruh kedua, saat tema makro utama dan perkiraan konsensus memproyeksikan pemulihan berbentuk V dalam pertumbuhan global dan laba perusahaan," kata Paul O'Connor yang mengepalai tim multi-aset pada Janus Henderson berbasis di Inggris.

"Meskipun banyak negara dan sektor akan menanggung luka guncangan COVID-19 untuk tahun-tahun mendatang, 2021 diperkirakan akan melihat beberapa langkah menentukan menuju pemulihan ketika pembatasan-pembatasan pada kemudahan kegiatan ekonomi berkurang seiring berjalannya tahun, membuka kunci belanja konsumen yang terpendam,” ia menambahkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham Pemasok Apple Bergerak Beragam

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Saham pemasok Apple di Asia bergerak beragam. Saham Taiyo Yuden melemah 2,88 persen. Saham manufaktur Murata tergelincir 0,57 persen, dan saham LG Display naik 1,07 persen.

Di Taiwan, saham Hon Hai atau Foxconn naik 3,85 persen. Perusahaan manufaktur semikonduktor Taiwan tergelincir 3,57 persen. Saham AAC Technologies yang tercatat di bursa Hong Kong melemah 3,61 persen.

Harga minyak turun di perdagangan Asia. Harga minyak berjangka Brent melemah 1,25 persen menjadi USD 55,40 per barel. Harga minyak mentah berjangka AS turun 1,45 persen menjadi USD 52,36 per barel. Indeks dolar AS berada di posisi 90,25.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya