Tersengat Wall Street, Bursa Saham Asia Menghijau

Bursa saham Asia menguat mengikuti wall street pada perdagangan saham Selasa, 2 Februari 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Feb 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 08:30 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Selasa, (2/2/2021). Penguatan bursa saham Asia mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.

Di Jepang, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix menguat 0,43 persen.

Di tengah penguatan indeks saham acuan di Jepang, pemerintah akan memperpanjang keadaan darurat yang mencakup Tokyo dan wilayah lain hingga 7 Maret untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Di bursa Jepang, saham Nintendo naik lebih dari 2,3 persen pada awal perdagangan Selasa pagi. Demikian mengutip CNBC, Selasa (2/2/2021).

Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,75 persen dan indeks saham Australia mendaki 0,83 persen. Bank sentral Australia akan umumkan kebijakan moneter pada Selasa pekan ini.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,14 persen. Indeks dolar AS menguat ke posisi 90,98 dari perdagangan sebelumnya 90,6. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 104,89 per dolar AS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor Abaikan Hiruk Pikuk GameStop, Wall Street Melonjak

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan saham Senin, 1 Februari 2021. Investor menghilangkan kekhawatiran terhadap aksi spekulasi yang sebagian besar mendorong aksi jual di pasar secara mingguan sejak Oktober 2020.

Pada penutupan wall street, indeks saham Dow Jones menguat 229,29 poin atau 0,8 persen menjadi 30.211,91. Penguatan indeks saham Dow Jones didorong oleh Microsoft dan Visa.

Indeks saham S&P 500 naik 1,6 persen menjadi 3.773,86. Indeks saham S&P 500 menguat dan mencatat performa terbaiknya sejak 24 November seiring 11 sektor saham menguat. Indeks saham Nasdaq melonjak 2,6 persen menjadi 13.403,39.

Saham GameStop, perusahaan ritel video game yang telah menjadi pusat perhatian di wall street turun 30,8 persen. Pada pekan lalu, saham GameStop yang populerdi kalangan investor ritel di forum WallStreetBets melonjak 400 persen di tengah volume dan volatilitas perdagangan yang ekstrem. Saham AMC Entertainment melonjak 277 persen pada pekan lalu, ditutup mendatar pada awal pekan ini.

Banyak orang di wall street ketakutan oleh hiruk pikuk aktivitas di antara trader ritel di saham short sell seperti GameStop dan AMC Entertainment.  Pengelola dana atau hedge fund mengambil risiko meski jika tidak terlibat langsung dalam perdagangan.

Transaksi short selling dikenal transaksi jual kosong. Transaksi penjualan efek ketika efek tersebut tidak dimiliki penjual ketika transaksi dilaksanakan. Jika transaksi saham biasa investor beli saham dengan harapan harga saham akan naik dan memberikan keuntungan. Di transaksi short selling justru kebalikannya dengan harapan efek yang ditransaksikan turun.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya