Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan konsolidasi pada perdagangan saham Senin, (15/2/2021). Sejumlah sentimen pengaruhi laju IHSG. salah satunya pengumuman neraca dagang.
Pengamat pasar modal, Hans Kwee mengatakan, pasar saham sepi sentimen positif sehingga kenaikan IHSG mungkin terbatas.
Ia prediksi, pasar saham lebih berpotensi konsolidasi dan ada peluang terjadi aksi ambil untung setelah kenaikan 2 pekan terakhir. IHSG berpotensi bergerak dengan support di level 6,157 sampai 6,018 dan resistance di level 6.286-6.300.
Advertisement
Baca Juga
Hal senada dikatakan Presiden Direktur PT Indosurya Sekuritas William Suryawijaya. Ia menuturkan, saat ini, IHSG masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar.
"IHSG akan diwarnai oleh data ekonomi neraca perdagangan yang diperkirakan berada dalam kondisi stabil,” ujar William.
Ia menambahkan,data neraca perdagangan akan menjadi sentimen penopang pergerakan IHSG untuk kembali melanjutkan kenaikan jangka pendek.”IHSG akan bergerak di kisaran 5.971-6.299,” kata dia.
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Indo Tambang raya Megah Tbk (ITMG), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Sementara itu, Kepala Riset PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpotensi menguat terbatas pada awal pekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.192-6.286.
Adapun saham-saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sentimen Dalam Negeri
Sejumlah sentimen pengaruhi laju IHSG. Salah satunya dari dalam negeri. Pada pekan ini akan digelar Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Hans menuturkan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17 dan 18 Februari 2021 ada peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen.
Faktor yang akan mempengaruhinya adalah pertumbuhan ekonomi di kuartal ke IV yang relatif mengecewakan.
"Selain itu beberapa kali perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di awal tahun dapat menekan perbaikan pertumbuhan ekonomi Nasional. Perlu ada upaya ekstra untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih baik," ujar dia
Hans menambahkan, inflasi juga relatif rendah. Pada Januari 2021 BPS melaporkan terjadi inflasi sebesar 0,26 persen dan 1,5 persen.
Data inflasi ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,45 persen mtm dan 1,68 persen YoY. Sedangkan pada Februari diperkirakaan inflasi di level 0,01 [persen mtm dan 1,25 persen YoY. Nilai tukar mata uang rupiah saat ini relatif stabil ditengah peningkatan Yield Government bond AS akibat minat atas aset berisiko meningkat.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17 dan 18 Februari 2021 ada peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen. Faktor yang akan mempengaruhinya adalah pertumbuhan ekonomi di kuartal ke IV yang relative mengecewakan.
Advertisement