Emiten Ramai Gelar Rights Issue, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Sejumlah emiten itu menggelar right issue untuk menambah modal hingga membayar utang.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Feb 2021, 15:19 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2021, 09:53 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten mengumumkan akan menggelar aksi korporasi terutama untuk mencari pendanaan. Salah satunya melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Sejumlah emiten itu menggelar rights issue untuk menambah modal hingga membayar utang. Emiten itu ada bergerak di sektor perbankan, properti, telekomunikasi, rumah sakit dan lainnya.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, right issue ini bukan hal yang baru di pasar modal. Dia mengatakan, right issue dipilih oleh perusahaan karena mekanismenya yang lebih mudah dan cepat dibandingkan model penghimpunan dana lainnya, seperti dari perbankan.

"Right issue dipilih kemungkinan lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan pendanaan,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (27/2/2021).

Lalu bagaimana strategi untuk emiten yang akan gelar rights issue?

Untuk investor, Reza menyarankan agar terlebih dulu mencermati penggunaan dana rights issue perusahaan. Selanjutnya, menilik berapa potensi kontribusi dana tersebut terhadap kinerja emiten ke depan.

Senada, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan tujuan dari rights issue menjadi sangat menentukan. William menilai, perusahaan yang melakukan rights issue untuk membayar utang menjadi kurang menarik.

"Tujuan dari rights issue juga menentukan, yang enggak menarik itu yang right issue untuk membayar utang,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

William membeberkan strategi yang bisa disusun investor biasanya akan mengikuti berapa harga pelaksanaannya. Biasanya, lanjut dia, yang bagus itu kalau harga pelaksanaannya di bawah harga di pasar saat ini.

"Yang seperti itu layak ditebus,” kata William.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Deretan Emiten Berencana Rights Issue

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Salah satu emiten yang baru mengumumkan akan rights issue yaitu PT Bank Jago Tbk (ARTO). PT Bank Jago Tbk akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 3 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Bank Jago menetapkan harga rights issue Rp 2.350 per saham. Total dana dana yang akan diraup sebanyak-banyaknya Rp 7,05 triliun.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan PT Bank Jago Tbk, Tjit Siat Fun menyatakan, dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur modal terkait pemenuhan aturan modal minimum bank, ekspansi usaha dan investasi di infrastruktur teknologi informasi serta sumber daya manusia.

Selain itu, ada PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan menggelar penambahan modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) II atau rights issue sebanyak-banyaknya 3,61 miliar saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu 25 persen dari modal disetor perseroan.

Perseroan menggelar right issue untuk memperkuat struktur permodalan  dan modal kerja untuk pengembangan usaha perseroan baik secara langsung dan tidak langsung melalui entitas anak.

Saat dikonfirmasi mengenai rencana rights issue, Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi menuturkan, dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur modal dan sebagian membayar utang perseroan. Terkait harga pelaksanaan rights issue, Jemmy menuturkan, hal itu akan ditentukan mendekati waktu pelaksanaan.

"Kami memberikan kesempatan kepada seluruh pemegang saham untuk berpartisipasi dalam aksi korporasi ini,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.

Emiten lain yang akan menggelar rights issue antara lain PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Perseroan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 7 miliar saham atas nama seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran yang melekat pada saham hasil HMETD. Jumlah itu sekitar 34,9 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Dana hasil rights issue FREN akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan modal kerja.

 

Emiten Lain yang Bakal Rights Issue

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 1,99 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50. Jumlah saham yang ditawarkan itu 262 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk pengembangan usaha dan modal kerja.

Lalu ada PT Centratama Telekomunikasi Tbk (CENT) juga mengeluarkan saham baru dengan sebanyak-banyaknya 34 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100.

Perseroan akan menggunakan dana rights issue untuk belanja modal dan modal kerja serta mendukung bisnis perseroan. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD, persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi sebanyak-banyaknya 52 persen.

Kemudian ada PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) juga akan menawarkan saham 5,99 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 50,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Target dana yang diperoleh Rp 1,19 triliun. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk pinjaman dan modal kerja.

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga akan menggelar rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 832,72 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Harga pelaksanaan Rp 300 per saham. Target dana dari rights issue yang akan diraih Rp 240,81 miliar.

PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pemegang saham utama perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya.  Dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.

PT Bank BJB Tbk (BJBR) juga akan rights issue dengan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 925 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 250. Jumlah saham itu setara 9,4 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan akan menggunakan dana rights issue ini untuk ekspansi kredit perseroan.

PT Tourindo Gude Indonesia Tbk (PGJO), perusahaan bergerak di bidang penyedia jasa digital travel marketplace akan rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 918,75 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 50.

Harga pelaksanaan rights issue Rp 50. Total dana yang akan diraup dari hasil rights issue ini sebesar Rp 45,93 miliar. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya