Upaya Cathay Pacific Setelah Alami Rugi pada 2020

Kerugian yang dialami maskapai Cathay Pacific disebabkan oleh penurunan perjalanan, biaya restrukturisasi dan jumlah armada.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mar 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 15:14 WIB
Ilustrasi maskapai Cathay Pacific (AFP/Dala De La Rey)
Ilustrasi maskapai Cathay Pacific (AFP/Dala De La Rey)

Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Hong Kong Cathay Pacific akan fokus menjaga kas setelah membukukan rekor rugi tahunan sebesar HK$ 21,65 miliar atau USD 2,79 miliar atau sekitar Rp 40,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.393 per dolar AS).

Kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan perjalanan, biaya restrukturisasi dan jumlah armada. Berdasarkan data Refinitiv, analis menilai, kerugian 2020 dibandingkan laba USD HK$ 1,69 miliar dan lebih buruk dari perkiraan rata-rata untuk kerugian bersih HK$ 19,9 miliar.

"Kondisi pasar tetap menantang dan dinamis. Semua tindakan penyimpanan kas akan terus berlanjut, pemotongan gaji eksekutif akan tetap berlaku sepanjang 2021,” ujar Chairman Cathay Pacific Patrick Healy, seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat (12/3/2021).

Cathay Pacific kekurangan pasar domestik pada saat pembatasan internasional yang sebagian besar ditutup karena COVID-19. Pada Desember 2020, jumlah penumpang Cathay Pacific turun 98,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain bisnis kargo lebih kecil turunnya yang mencapai 32,3 persen.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pangkas Kapasitas Penumpang

Hampir 60 persen dari pendapatan 2020 sebesar HK$ 47,9 miliar berasal dari operasi kargo. Angka ini naik sekitar 20 persen pada 2019.

Maskapai itu mengatakan, pada Januari 2021, akan memangkas kapasitas penumpang hingga 60 persen dan kapasitas kargo sebesar 25 persen sebagai akibat dari aturan baru yang mewajibkan awak untuk melakukan karantina selama dua minggu di hotel sebelum kembali ke kehidupan normal di Hong Kong yang mulai berlaku Februari.

Akibatnya, Cathay menempatkan sebagian besar awaknya dalam daftar sukarela selama tiga minggu terbang, dua minggu di hotel dan dua minggu libur di rumah.

Cathay mengatakan, aturan karantina akan meningkatkan biaya tunai sekitar HK$ 300 juta menjadi HK$ 400 juta per bulan. Angka ini di atas level sebelumnya HK$ 1 miliar menjadi HK $ 1,5 miliar..

Cathay Pacific menerbitkan obligasi konversi senilai HK$ 6,74 miliar untuk menopang likuiditas. Pada Oktober, perseroan mengatakan akan memangkas 5.900 pekerjaan untuk membantunya mengatasi pandemi termasuk hampir semua posisi di maskapai regional Cathay Dragon yang ditutup.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya