Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu perkasa pada perdagangan saham saat hari kejepit, Jumat (12/3/2021). Bahkan penguatan IHSG mengabaikan aksi jual investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 1,49 persen atau 93,53 poin ke posisi 6.358,20. Indeks saham LQ45 menguat 1,24 persen ke posisi 950,83. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.364,35 dan terendah 6.298,52. Sebanyak 311 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 179 saham melemah dan 157 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.378.885 kali dengan volume perdagangan 24,6 miliar saham.
Advertisement
Baca Juga
Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 270,12 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 14.262.
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham tambang naik 3,69 persen, dan memimpin penguatan. Disusul sektor saham pertanian menguat 3,26 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 3,23 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG jelang akhir pekan ditopang sejumlah faktor baik dari dalam negeri dan luar negeri. Dari dalam negeri didorong melandainya kasus aktif COVID-19 di Indonesia. Selain itu, program vaksinasi COVID-19 massal yang masih berjalan lancar.
Sedangkan dari luar negeri, Nafan mengatakan, pasar apresiasi Presiden AS Joe Biden untuk teken paket stimulus COVID-19. Namun, sisi lain investor asing masih jual saham. “Karena stimulus Biden, inflow berpotensi masuk ke Amerika Serikat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Prediksi Senin Pekan Depan
Nafan menambahkan, IHSG berpotensi menguat pada Senin pekan depan. Sejumlah sentimen yang akan pengaruhi IHSG antara lain pertemuan bank sentral Amerika Serikat, keputuan suku bunga acuan, data penjualan ritel, neraca perdagangan Indonesia, vaksinasi COVID-19, dan stimulus meningkatkan permintaan terhadap harga komoditas.
Advertisement