Bos BEI Ungkap 5 Kunci Sukses Genjot Keuangan Syariah

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menuturkan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat lebih dipercepat dan diperluas demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Mar 2021, 11:18 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2021, 10:35 WIB
BEI Pamer Jumlah Emiten Baru Pecah Rekor
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi memamarkan penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (28/12). Inarno mengatakan, jumlah etimen tahun 2018 tertinggi sejak privatisasi BEI pada tahun 1992. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi membeberkan lima kunci sukses dalam pengembangan keuangan syariah.

Hal ini ia ungkapkan dalam Webinar Era Baru Pembayaran Syariah di Indonesia yang digelar hari ini. "Jika melihat ke berbagai negara, terdapat lima key succes faktor dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah suatu negara,” kata dia, Rabu (17/3/2021).

Lima kunci yang dimaksud, antara lain yang pertama, yaitu pertama adalah dukungan penuh dari pemerintah. Kedua, dicanangkan sebagai program nasional. Ketiga, adalah badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas. 

Kemudian yang keempat adalah fokus memanfaatkan keunggulan kompetitif suatu negara, dan kelima yakni strategi nasional mencakup reformasi struktural pemerintah maupun para paradigma masyarakat.

"Di Indonesia pemerintah telah memberikan dukungan nyata melalui peluncuran masterplan ekonomi syariah Indonesia sebagai program dan strategi nasional oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada tanggal 14 Mei 2019,” kata Inarno.

Dukungan pemerintah lainnya, yakni pembentukan komite nasional ekonomi dan keuangan syariah sebagai badan khusus untuk koordinasi lintas otoritas. Komite ini bertujuan untuk memperluas pengembangan dan sinergi antara ekonomi syariah dengan keuangan syariah nasional .

Dengan demikian, kata Inarno, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dapat lebih dipercepat dan diperluas demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

"Sebagai hasilnya berbagai upaya nyata pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, pada 2-3 tahun terakhir telah menempatkan Indonesia sebagai the best five pelaku ekonomi syariah global,” ia menambahkan.

Hal tersebut terlihat dari peringkat Global Islamic Economic Indicator Indonesia yang naik menjadi peringkat 4 dunia pada 2020 dari sebelumnya peringkat 10 pada 2018.

"Selain itu hampir seluruh sektor prioritas ekonomi syariah seperti misalnya halal food, modest fashion, muslim trendy travel, Itu semua adalah masuk dalam peringkat 10 besar Global,” ujar dia.

Inarno menambahkan, dari sisi pasar modal syariah Indonesia juga meraih penghargaan the best Islamic capital maerket pada ajang penghargaan International Global Islamic Finance Award secara berturut-turut dalam 2 tahun terakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun ekonomi dan keuangan syariah dapat turut mendorong proses pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi COVID-19. Hubungan pembiayaan dari lembaga keuangan syariah dibutuhkan untuk menjaga pemulihan di sektor prioritas .

"Dari sisi pemerintah dukungan pembiayaan diwujudkan melalui penerbitan SBSN untuk membiayai pembangunan prasarana publik serta green sukuk untuk mendukung kelestarian lingkungan,” ungkap dia.

Sementara dari industri perbankan syariah, antara lain melalui penyaluran pembiayaan atau kredit. Dalam catatannya, Inarno membeberkan selama 2020, pembiayaan yang disalurkan melalui perbankan syariah tumbuh sebesar 8 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan industri perbankan konvensional yang sedang terbang secara total terkontraksi sekitar -2,41 persen yoy.

"Selain itu pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang secara resmi telah diluncurkan pada tanggal 1 Februari 2021 lalu tentunya menciptakan framing kekuatan Capital serta perluasan jangkauan dan fasilitas. Mengingat sebelumnya ketiga bank yang dimerger tersebut memiliki visi dan segmentasi yang berbeda-beda,” tutur dia.

Dengan mergernya ketiga bank tersebut, lanjut Inarno, diharapkan BSI dapat menjadi game changer dalam akselerasi implementasi ekosistem dan keuangan syariah di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya