Kisah Adrian Pratama Kena Stroke Saat Umur 23, Awalnya Tak Rasakan Gejala

Salah satu pengidap stroke di usia muda adalah Adrian Pratama. Pria asal Pekanbaru, Riau ini berbagi cerita bahwa dirinya mengalami stroke sejak usia 23.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 07 Feb 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 10:00 WIB
Idap Stroke Sejak Usia 23, Adrian Pratama Kini Rajin Bikin Konten Edukatif
Idap Stroke Sejak Usia 23, Adrian Pratama Kini Rajin Bikin Konten Edukatif. Foto: Dokumentasi pribadi.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Penyakit stroke kini banyak dialami kelompok usia muda. Sehingga, anggapan bahwa stroke adalah penyakit orang tua tidak lagi tepat.

“Memang tren stroke pada usia muda itu cenderung mengalami suatu peningkatan di banyak negara termasuk di Indonesia. Beberapa usia yang saya temui sekitar 30, 40 tahun itu sekarang meningkat sekali,” kata dokter spesialis saraf Dodik Tugasworo dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan, ditulis Jumat (7/2/2025).

Salah satu pengidap stroke di usia muda adalah Adrian Pratama. Pria asal Pekanbaru, Riau ini berbagi cerita bahwa dirinya mengalami stroke saat usia 23.

“Saya tidak mengalami gejala apa pun dan tidak menyadari bahwa saya memiliki kelainan bawaan pada pembuluh darah di otak hingga akhirnya mengalami stroke di usia 23 tahun,” kata Adrian kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Rabu (5/2/2025).

Pria yang kini menginjak usia 31 tahun itu tak memungkiri, ada beberapa faktor lain yang memicu stroke hemoragik yang ia alami. Ini adalah jenis stroke akibat pecahnya pembuluh darah di otak.

“Beberapa faktor lain seperti hipertensi, stres, merokok, dan pola hidup yang kurang sehat juga turut memperburuk risiko saya terkena stroke,” ujarnya.

“Saya telah mengalami dua kali pecah pembuluh darah di otak dan dua kali mengalami kejang,” imbuh Adrian Pratama.

Sebarkan Edukasi Soal Stroke di Usia Muda

Stroke yang dialami sejak 7 tahun silam membuat salah satu tangganya tidak dapat difungsikan secara optimal. Adrian juga mengalami kesulitan berbicara.

“Saat ini, saya menggunakan alat genggam dan mengalami kesulitan berbicara. Kalau kondisi tangan memang sudah dinyatakan permanen dari pihak medis,” ujarnya.

Tak ingin menyerah dengan keadaan, Adrian mengemas pengalaman hidupnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Ia mulai membuat konten edukatif tentang stroke di usia muda salah satunya lewat akun Instagram @adrianprataama.

“Awal mula bikin konten itu saya termotivasi dari Mas Ade Rai. Beliau suka membagikan tips-tips kesehatan. Jadi dari situ, saya mulai mencoba mengikuti beliau dari menu makannya terus konsisten juga olahraga dan Alhamdulillah ternyata manfaatnya banyak sekali.  Dari tensi yang suka tinggi sekarang tensi saya sudah bisa normal, jarang stres,” jelasnya.

Peran Keluarga dalam Mendukung Penyembuhan

Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjalani kehidupan dengan dampak dari stroke.

Berbagai hobi dan kegiatan yang dulu disuka, seperti main gitar, kini sudah tak dapat ia lakukan.

“Tentunya iya, sekarang udah nggak bisa lagi main gitar,” ujar Adrian.

Meski begitu, ia masih tetap bisa melakukan kegiatan lain seperti mencari nafkah dengan membuka toko ikan hias di kediamannya, seperti terlihat dari beberapa konten Instagramnya.

Satu hal yang membuat ia tetap tegar menjalani penyembuhan dan latihan fisik adalah keluarga.

“Tentunya keluarga, keluarga sudah mati-matian menyemangati saya, apalagi sekarang saya sudah berkeluarga mempunyai anak-anak yang lucu, jadi saya harus semangat, kuat untuk anak-anak dan istri saya,” ungkapnya.

Faktor Pemicu Stroke Usia Muda Menurut Dokter

Sebelumnya, Dodik Tugasworo yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) telah membahas soal faktor stroke usia muda.

“Faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko stroke pada usia muda adalah gaya hidup yang kurang sehat.”

“Kurang olahraga, pola makan tinggi lemak dan gula, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol di kalangan usia muda. Ini yang membuat kecenderungan usia muda lebih banyak (stroke) pada akhir-akhir ini,” jelas Dodik dalam kesempatan lain.

Di sisi lain, tingkat stres juga memiliki peran besar. Pasalnya, iklim kompetisi pada usia muda cenderung tinggi sehingga dapat memicu gangguan tidur dan ujung-ujungnya menjadi risiko terjadinya stroke.

“Faktor medis lain mungkin usia muda itu mengidap suatu genetik seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, kegemukan, ini juga jadi risiko stroke,” tutup Dodik.

Infografis Gejala dan Penyebab Stroke
Infografis gejala dan penyebab stroke. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya