Kalbe Luncurkan Tes COVID-19 Pakai Sampel Air Liur, Menristek Sebut Inovasi yang Menjanjikan

Kalbe Farma menggembangkan tes diagnostik Covid-19 dengan sampel air liur yang menggunakan metode Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification (RT LAMP).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 25 Mar 2021, 13:47 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 13:46 WIB
Bambang P. S. Brodjonegoro
Menristek Bambang P. S. Brodjonegoro menyampaikan, kementeriannya tengah melakukan uji klinis terhadap jahe merah, jambu biji, dan minyak kelapa murni untuk COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (3/5/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengapresiasi bagi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) atas inovasinya menciptakan alat deteksi untuk tes COVID-19 dengan sampel air liur atau saliva.

Tes diagnostik Covid-19 dengan sampel air liur ini menggunakan metode Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification (RT LAMP) yang dapat mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2.

“Saya mengucapkan selamat kepada PT Kalbe Farma yang telah melahirkan RT LAMP Saliva ini. Ini adalah inovasi yang sangat menjanjikan dan merupakan terobosan dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas testing kita,” kata Bambang dalam video konferensi, Kamis (25/3/2021).

Bambang, yang sekaligus sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) mengungkapkan, kesuksesan RI dalam mengendalikan pandemi COVID-19 ini juga sangat tergantung kepada tingkat testing yang dilakukan.

"Semakin banyak testing, juga semakin banyak bisa mengidentifikasi orang yang positif. Dan begitu positif tentunya harus dilakukan tracing maupun treatment baik dalam bentuk isolasi mandiri ataupun dalam perawatan di rumah sakit,” kata Bambang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Alternatif Testing

Bambang Brodjonegoro
Menristek dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengingat pentingnya peran testing, keberadaan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang selama ini mendominasi pemeriksaan menjadi sangat penting. Namun, kata Bambang, ongkos pengadaan alat ini tidak murah. Sehingga pihaknya merasa perlu untuk mencari alternatif testing dengan metode lain yang lebih terjangkau.

"Kita perlu mencari cara untuk meningkatkan testing untuk 270 juta penduduk Indonesia yang tersebar di  berbagai pulau. RT LAMP Sativa dalam pandangan saya bisa menjadi salah satu alternatif untuk mempercepat testing,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya