Strategi Erajaya Tangkap Momen Ramadan 2021

Wakil Direktur Utama Erajaya Group, Hasan Aula mengatakan, ERAA secara pro-aktif terus mengimplementasikan strategi untuk mendorong kinerja.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Mar 2021, 14:32 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2021, 14:32 WIB
20161010-Berburu-prodak-digital-untuk-melengkapi-gaya-urban-anak-muda-AY2
Berbagai macam produk baru yang bergaya fashion digital hadir di gerai Urban Republik di Pondok Indah, Jakarta, Jumat (7/10). Perusahaan baru dari Erajaya ini memfasilitasi masyarakat urban untuk memenuhi gaya hidup perkotaan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Ramadan, emiten peritel PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah menyusun sejumlah strategi untuk memaksimalkan kinerja perseroan.

Wakil Direktur Utama Erajaya Group, Hasan Aula mengatakan, ERAA secara pro-aktif terus mengimplementasikan strategi untuk mendorong kinerja. Seperti mengadakan program promosi baik online maupun offline.

Kemudian perseroan juga melakukan bekerja sama dengan brand-brand principal yang diwakili oleh ERAA. Meningkatkan layanan mobile shopping, EraXpress dan layanan-layanan pendukung yang inovatif lainnya.

“Bagi banyak pelaku bisnis, momen Ramadan biasanya memang membawa momentum positif dan dapat mendorong demand akan kebutuhan produk-produk terbaru dan unggulan,” kata Hasan kepada Liputan6.com, ditulis Minggu, (27/3/2021).

Adapun salah satu sektor yang banyak diminati saat Ramadan adalah gadget dan ekosistem-nya. “Kami berharap tren ini juga akan terjadi di tahun ini, sekalipun masih dalam kondisi pandemi dan diberlakukannya PPKM,” Hasan menambahkan.

Pada momentum Ramadan tahun lalu perseroan mengaku mengalami dampak dari berlangsungnya pandemi COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kinerja

Dalam keterbukaan informasi BEI, perseroan mengatakan sebagian besar toko ritel di mall yang dimiliki oleh Perseroan terpaksa berhenti beroperasi, sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan oleh Pemerintah di beberapa wilayah.

Adapun kontribusi pendapatan dari kegiatan operasional yang terhenti dan/atau mengalami pembatasan operasional tersebut terhadap total pendapatan (konsolidasi) 2019, yakni sekitar 25 persen.

Perseroan mencatatkan penjualan naik tipis dari Rp 23,61 triliun hingga September 2019 menjadi Rp 23,17 triliun hingga September 2020.

Sementara itu, laba periode berjalan naik menjadi Rp 329,73 miliar pada September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 175,99 miliar.Kendati begitu, dalam laporan keuangan kuartal II 2020, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan laba periode berjalan sebesar Rp 124,2 miliar. Sedikit mengalami kontraksi dibandingkan laba berjalan kuartal II2019 sebesar Rp 124,4 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya