Produsen Pupuk Nusa Palapa Gemilang Incar Pendapatan Tumbuh 35 Persen

Sekretaris Perusahaan PT Nusa Palapa Gemilang Tbk, Yudi Koswinarko mengharapkan pendapatan mencapai sekitar Rp 450 miliar pada 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Apr 2021, 06:14 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 15:18 WIB
(Pencatatan saham PT Nusa Palapa Gemilang Tbk/NPGF. Dok BEI)
(Pencatatan saham PT Nusa Palapa Gemilang Tbk/NPGF. Dok BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Nusa Palapa Gemilang Tbk (NPGF), emiten produsen pupuk menargetkan pertumbuhan pendapatan 30-35 persen pada 2021.

Sekretaris Perusahaan PT Nusa Palapa Gemilang Tbk, Yudi Koswinarko mengharapkan pendapatan mencapai sekitar Rp 450 miliar pada 2021.

Pendapatan itu tumbuh sekitar 30-35 persen dari perolehan pendapatan 2020 sekitar Rp 330 miliar. Sedangkan laba bersih diharapkan tumbuh sekitar 4-6 persen.

"Tiap tahun ada pertumbuhan 30 persen untuk pendapatan, sedangkan laba bersih sekitar 4-6 persen. Pada 2021 ini target sama pertumbuhan pendapatan 30-35 persen, tetapi omzet lebih besar dari 2020,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (14/4/2021).

Yudi menambahkan, laba diharapkan dapat mencapai Rp 22 miliar-Rp 25 miliar pada 2021. Pada 2020, perseroan mencatat laba bersih sekitar Rp 8 miliar.

Yudi mengatakan, kenaikan signifikan pada laba bersih seiring perseroan telah akuisisi lahan yang selama ini sewa. Dengan akuisisi lahan  seluas 2,3 hektar di Sidoarjo, Jawa Timur tersebut menekan beban perseroan.

"Biaya sewa lahan rata-rata per bulan Rp 600 juta. Berkurang kira-kira satu tahun Rp 7,2 miliar (dengan akuisisi lahan-red),” kata dia.

Yudi menuturkan, akuisisi lahan juga untuk menjaga kelangsungan usaha perseroan. Hal ini mengingat lahan selama ini sewa juga dapat timbul gesekan dengan pemilik lahan.

“Berharap tidak akan ada masalah ketika dikembangkan. Kelangsungan usaha terjaga. Pengaruh terhadap pendapatan tidak langsung hanya kurangi biaya sewa tapi pengaruh ke laba,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dana IPO

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun perseroan memakai dana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sekitar Rp 50 miliar untuk akuisisi lahan, sedangkan sisanya untuk pelunasan pembelian mesin produksi dan modal kerja seperti membeli bahan baku produksi.

Perseroan memperoleh dana IPO sebesar Rp 64,8 miliar. Dana IPO itu berasal dari penawaran saham perdana 648.047.200 atau 648,04 juta saham dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Harga penawaran Rp 100 per saham.

Selain akuisisi lahan, perseroan juga melunasi untuk pembelian mesin produksi. Yudi menuturkan, dengan ada mesin baru meningkatkan kapasitas produksi perseroan menjadi 150 ribu-180 ribu per tahun. Saat ini, ia menuturkan, belum optimal untuk kapasitas produksi karena masih baru.

“Kapasitas produksi 150 ribu-180 ribu ton per tahun. Sekarang mesin belum 100 persen. Baru 2022 bisa dengan kapasitas yang normal,” ujar dia.

Mulai Usaha Bisnis Pupuk

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan memulai usaha sejak 2002 sebagai pabrik pupuk organik, kemudian pada 2005 memproduksi pupuk hayati/mikrobiologis hingga 2010.

Perseroan memiliki mesin Granulasi dengan kapasitas 30.000 MT per tahun yang kemudian kapasitasnya meningkat pada 2012 terdapat penambahan Line 1 - Steam Granulation dengan kapasitas 50.000 MT per tahun.

Pada 2019, Perseroan melakukan penambahan kapasitas sebesar 100.000 MT per tahun dengan terpasangnya Line 2 - Steam Granulation yang baru efektif pada 2020 sehingga total kapasitas produksi Perseroan per 30 September 2020 adalah sebesar 150.000 MT per tahun.

Perseroan telah memiliki laboratorium research and development sejak 2016 untuk mendukung kegiatan produksinya.Dalam beberapa tahun terakhir, Perseroan terus berfokus pada produksi dan peningkatan produksi pupuk

NPK karena permintaan pupuk NPK masih tergolong tinggi dibanding dengan suplainya. Namun demikian, selain pupuk NPK, Perseroan juga berencana untuk mengembangkan jenis pupuk yang dikhususkan kebutuhan kebun-kebun untuk tanah-tanah marginal (yaitu tanah berpasir, tanah gambut, tanah pasang surut) seperti pupuk mikro, pupuk NPK organik dan pupuk NPK Compact.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya