Hari Kartini: Perempuan Harus Beri Nilai Tambah bagi Bangsanya

Pada saat momen hari kartini 2021, bagaimana pandangan Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto mengenai makna hari kartini?

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Apr 2021, 18:07 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2021, 18:06 WIB
Anne Patricia Sutanto
Anne Patricia Sutanto

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 21 April diperingari sebagai Hari Kartini. Pada 21 April ini sebagai momen untuk kembali mengingat jasa Kartini yang membuka jalan bagi perempuan Indonesia untuk mendapatkan pendidikan setara dengan pria.

Peran Kartini tersebut pun telah membuat perempuan Indonesia makin berkembang. Perempuan Indonesia mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tinggi.

Hal itu membuat Perempuan Indonesia kini memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sehingga berkarya baik di bisnis, pendidikan, olahraga, sosial, politik, dan lainnya.

Di tengah pandemi COVID-19 ini, perempuan juga hadapi tantangan makin berat. Terutama seorang ibu yang harus mengurus keluarga dan juga pendidikan anak.

Hal ini mengingat pandemi COVID-19 yang terjadi mendorong sejumlah pembatasan kegiatan sehingga proses belajar mengajar harus dilakukan di rumah. Di sisi lain, bagi ibu yang bekerja juga berjibaku untuk menjalani pekerjaannya dan sekolah sang anak.

Pada saat momen hari kartini 2021, bagaimana pandangan Wakil Direktur Utama PT Pan Brothers Tbk, Anne Patricia Sutanto mengenai makna hari kartini?

Anne menuturkan, Hari Kartini bukan hanya sekadar peringatan. Akan tetapi, perempuan memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara. Anne menuturkan, perempuan bukan sebagai saingan pria tetapi melengkapinya. Hal itu termasuk dalam segala sendi kehidupan mulai dari rumah tangga, bisnis, dan berkarya di komunitas.

"Perempuan mendukung dan bisa inisiasi bukan hanya laki-laki. Perempuan harus beri nilai tambah untuk Indonesia,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (21/4/2021).

Selain itu, Anne menuturkan, masyarakat baik perempuan dan pria Indonesia juga mesti memiliki jiwa Pancasila.  Dengan demikian mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Anne menuturkan, jiwa Pancasila antara lain sesuai dengan sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa.

Kedua, Anne mengatakan, perlu menerapkan dan membangun nilai kemanusiaan. Ketiga, sesuai dengan sila ketiga yang menerapkan persatuan dan kesatuan, Anne menilai perlu team work dan gotong royong. "Perempuan dan laki-laki itu perlu gotong royong dalam membangun,” kata dia.

Selain itu, keempat, Anne menambahkan, perlu sama-sama bersatu dan tidak ada gesekan. Kelima, fairness dan menjaga harmonisasi di dalam lingkungannya.  

"Siapapun yang memimpin berkomitmen untuk fairness, bukan hanya talk only tetapi action. Fair terhadap semua level, gender, ras dan agama. Kontribusi Kartini modern abad 21 ini harus kerja sama sangat baik ini juga untuk mempercepat pemulihan ekonomi," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pandemi COVID-19 Mengubah Perspektif

Di tengah pandemi COVID-19, Anne juga menilai kalau hal tersebut mengubah perspektif baru. Menurut Anne, kehidupan tidak hanya selalu mencari karier, uang, pencitaan tetapi perlu keseimbangan. Hal ini dilakukan Anne dengan terlibat menjadi relawan.

"Memberikan waktu untuk pelayanan. Jadi volunteer serviam. Memberikan pelayanan kepada komunitas, memiliki keinginan kuat untuk membantu percepatan vaksinasi bagi lansia, dan pelayanan publik," ujar dia.

Saat ditanya bagaimana menghadapi tantangan, Anne menuturkan, dirinya berserah kepada Tuhan mengenai kesulitan yang dihadapinya. Ia menuturkan, jika memang hal sulit dipikirkan sulit maka akan benar-benar berat.

Akan tetapi, hal sulit tersebut menurut dia dapat diatasi dengan membawanya tulus, iklan dan ringan, serta hati senang sehingga segala sesuatu menjadi ringan.

Anne juga mengingatkan Kartini masa kini juga harus mampu bertahan, berkomitmen dan siap untuk kerja keras serta memiliki keyakinan.

Terkait usaha tekstil yang dijalankan Pan Brothers, Anne menuturkan, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi perempuan dan pria untuk sama-sama berkarya. Bahkan sosok perempuan juga memiliki kesempatan di segala posisi.

"Sangat menghargai eksistensi mereka secara keseluruhan. Bagaimana kita berperan untuk bisa bekerja keras, pintar, bekerja dengan iklas, itu moto kami," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga menerapkan budaya perusahaan i-pan yang memiliki arti integritas, passion, atraktif, dan nasionality atau kebangsaan. "Culture Pan Brothers sangat jelas di I-PAN,” ujar dia.

Harus Berpikir Cepat dan Memutuskan Tepat

Anne menuturkan, saat ini jumlah karyawan mencapai 32.000 dari 25 pabrik. Dari karyawan tersebut, untuk operasional sekitar 70-75 persen merupakan karyawan perempuan dan sisanya pria. “Kalau di middle management, 49 persen perempuan dan 51 persen laki-laki. Dulu hanya 20 persen,” ujar dia.

Bagi Anda yang ingin dan sedang menjalani bisnis, Anne membagikan pesan. Salah satunya dengan trial dan error serta tidak khawatir dengan kegagalan.

"Saat jalani bisnis trial dan error. Jangan kuatir lakukan kesalahan dan gagal. Kalau tidak melalui kegagalan, tidak tahu kesalahan. Tanpa kegagalan tidak ada kesuksesan. Saya juga alami suka dan duka, banyak dukanya tetapi saya tidak mau ingat yang duka. Ketika saya ingat yang suka itu seperti menggigit," ujar dia.

Anne menuturkan, ketika melakukan kesalahan dan gagal, dirinya pun segera menganalisis dengan data kemudian crosscheck dan memulihkan. Selain itu, ketika seseorang memimpin juga harus dapat memutuskan secara cepat dan tepat.

"Kalau pemimpin terlalu lambat, yang di bawah kehilangan arah. Kita harus berpikir cepat, tepat, dan monitor terus. Kalau kurang sesuai bisa langsung diadjust sehingga dapat memutuskan hal yang tepat," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya