Liputan6.com, Jakarta - Setiap 22 April, masyarakat dunia memperingati Earth Day atau Hari Bumi Sedunia. Tema Hari Bumi 2021 adalah "Restore Our Earth" atau Pulihkan Bumi Kita.
Dalam upaya pemulihan bumi, kini gencar dikampanyekan go green. Bukan hanya terkait gaya hidup, tapi tren ini juga merambah pasar modal dalam negeri. Salah satu dukungan untuk lingkungan hidup tersebut melalui indeks Sri Kehati.
Pada 8 Juni 2009, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) meluncurkan Indeks saham Sustainable and Responsible Investment (SRI)-KEHATI yang mengacu pada United Nations’ Principles for Responsible Investment (PRI).
Advertisement
Indeks ini menggunakan prinsip keberlanjutan, keuangan, dan tata kelola yang baik, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup sebagai tolok ukurnya.
Melansir dari laman resmi kehati.or.id, Kamis (22/4/2021), saat ini Indeks SRI-KEHATI menjadi satu-satunya referensi bagi prinsip investasi yang menitikberatkan pada isu Environmental, Social and Good Governance (ESG) di pasar modal Indonesia. Indeks SRI-KEHATI terdiri dari 25 saham perusahaan publik yang tercatat di BEI.
Susunan indeks ini ditinjau ulang dan diperbarui pada Mei dan November tiap tahunnya. Sejak peluncurannya, secara historis indeks ini telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa indeks utama seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45, JII, dan lain sebagainya.
Merujuk data BEI, kinerja SRI KEHATI tercatat naik 1,15 poin atau 0,34 persen pada perdagangan, 22 April 2021, berada di level 343,76 dari perdagangan sebelumnya 342,60.
Per Maret 2021, indeks SRI KEHATI tercatat berada pada level 350,01. Angka ini naik 65,142 poin atau 22,87 persen yoy. Secara year to date, Indeks Sri-Kehati melemah 6,96 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Telah Digunakan 11 Perusahaan Manajer Investasi
Sementara itu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks Sri Kehati mencatat kapitalisasi pasar di atas Rp 1 triliun. Indeks ini sudah digunakan oleh 11 perusahaan manajer investasi untuk menerbitkan reksa dana ESG dengan total dana kelolaan Rp 2,5 triliun per April 2021.
Dengan indeks ini juga merupakan bagian dari pencapaian keuangan berkelanjutan di Indonesia. 14 lembaga jasa keuangan termasuk 8 first movers on susitanable banking telah tergabung dalam inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia (IKBI).
"Sektor jasa keuangan merupakan motor penggerak dalam pembiayaan berkelanjutan. OJK mendorong sektor jasa keuangan baik perbankan, industri keuangan non-bank, dan pasar modal untuk menyalurkan green financing," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso.
Ia menuturkan, OJK telah mengeluarkan roadmap keuangan berkelanjutan tahap II (2021-2025) untuk mempercepat transisi sektor jasa keuangan ke arah berkelanjutan.
Advertisement