Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan belum ada masuk untuk proses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dari perusahaan rintisan atau startup Gojek.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setya menuturkan, belum ada nama Gojek dalam pipeline IPO yang dikantongi bursa.
Baca Juga
"Belum ada nama sebagaimana yang ditanyakan di pipeline bursa sampai saat ini,” ujar Nyoman kepada wartawan, Senin (26/4/2021).
Advertisement
Sebelumnya BEI telah mengantongi sejumlah nama perusahaan yang akan IPO. Hingga 21 April 2021, ada 19 perusahaan yang ada dalam pipeline IPO.
"Sampai dengan tanggal 21 April 2021, terdapat 19 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI yang saat ini masih menjalani proses evaluasi BEI," ujar Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam kepada awak media, Jumat, 23 April 2021.
Sebelumnya, beredar kabar beberapa perusahaan berencana IPO dengan nilai di atas Rp 5 triliun. Namun, Nyoman enggan merincikan lebih jauh mengenai itu. Alasannya, harga penawaran 19 perusahaan dalam pipeline IPO belum terbentuk.
"Untuk nilai estimasi fundraised di atas Rp 5 triliun belum dapat kami sampaikan karena dari 19 perusahaan tersebut belum ada yang terbentuk harga penawarannya,” kata Nyoman.
Sebelum IPO, Gojek dikabarkan akan merger dengan Tokopedia. Entitas hasil merger antara startup decacorn dan unicorn Indonesia ini akan dinamai GoTo. Demikian menurut laporan Bloomberg dikutip dari kanal Tekno Liputan6.com kutip, Senin, 19 April 2021.
Adapun Co-CEO Gojek Andre Soelistyo akan memimpin entitas baru hasil merger Gojek Tokopedia dengan jabatan Group CEO.
Sumber anonim Bloomberg menyebut, Gojek akan memiliki 58 persen saham GoTo dan Tokopedia memegang sisanya. Sumber ini juga mengungkap, Presiden Tokopedia Patrick Cao akan mempertahankan posisi Presiden di GoTo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Nilai Valuasi
Dengan memilih Andre Soelistyo, perusahaan hasil merger ini menargetkan nilai valuasi sebesar USD 40 miliar.
Bloomberg menulis, GoTo akan memiliki tiga unit bisnis, mulai dari penyedia layanan ride-hailing atau transportasi online Gojek, e-commerce Tokopedia, dan layanan pembayaran dan finansial bernama Dompet Karya Anak Bangsa (DKAB).
Sementara itu, CEO Tokopedia William Tanuwijaya akan terus memimpin e-commerce yang didirikannya di 2009 itu. Sementara, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi akan memimpin Gojek. Meski demikian, perwakilan Gojek maupun Tokopedia enggan memberikan komentar atas kabar ini.
Update
Saat dikonfirmasi mengenai kabar Gojek yang akan IPO, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita menuturkan, fokus Gojek saat ini adalah memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis secara jangka panjang. Gojek menyatakan terbuka dengan berbagai opsi yang mendukung hal tersebut.
"Yang dapat kami informasikan adalah saat ini semua layanan utama Gojek telah menghasilkan kontribusi marjin positif. Pencapaian ini merupakan tonggak penting bagi kami karena ini menunjukkan bahwa kami berada di jalur yang kuat menuju profitabilitas," ujar dia lewat keterangan tertulis saat dikonfirmasi Liputan6.com, 28 April 2021.
Ia menambahkan, Gojek berada dalam posisi baik untuk terus meningkatkan pengalaman bagi konsumen dan mendukung seluruh mitranya. "Dan di saat yang terus mendorong rencana strategis jangka panjang untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," kata Nila.
Advertisement